Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olahraga Keras Tapi Tak Ada Hasil? Mungkin Ini Penyebabnya...

Kompas.com - 07/03/2018, 05:45 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Entah olahraga pagi atau malam hari, kita perlu mendapatkan cukup tidur agar tubuh berfungsi dan otot diperbaiki serta tumbuh.

"Tubuh masuk ke mode pemulihan saat kita tidur, mengirimkan nutrisi dan mineral, sementara otot, jaringan, dan tulang perlu memperbaiki 'diri' sendiri," kata Pedraza.

Jika hal ini terjadi, kita tidak hanya merasa lelah dan lesu, tapi tubuh akan terasa sakit.

Tanpa tidur, kadar kortisol akan meningkat, sehingga membuat tubuh tak nyaman.

Nah, tidur membantu menurunkan kortisol. Karena itu, dia merekomendasikan tidur 7-8 jam setiap malam untuk mengurangi rasa sakit.

Baca juga: Tips Memakai High Heels Tanpa Rasa Sakit

3. Tidak cukup terhidrasi

Keringat pasti akan keluar berlebih saat olahraga. Akibatnya? Tubuh pasti akan kehilangan banyak elektrolit dan cairan melalui olahraga.

"Meskipun terasa berlawanan--memasukan kalori setelah habis dibakar--tidak makan atau minum setelah berolahraga membuat tubuh berisiko merasa lapar."

"Artinya, metabolisme akan melambat dan akan tergantung pada berat air, yang merupakan kebalikan dari apa yang diinginkan," kata Milan Costich, pelatih tinju selebriti dan pemilik sasana tinju Prevail di West Hollywood.

"Hidrasi sebelum, selama, dan setelah olahraga, maka kita akan mendapatkan manfaat maksimal dari peningkatan metabolisme pasca olahraga," kata Costich.

Hidrasi bisa berupa air, air kelapa, smoothie, atau pun protein shake.

Baca juga: Perempuan Gemuk Dianjurkan Minum Air Kelapa

4. Mengasup obat

Tentu, bila kita mengalami cedera atau merasa sangat sakit setelah berolahraga keras, mungkin tak masalah menggunakan anti-inflamasi, seperti ibuprofen misalnya.

Akan menjadi masalah bila kita meminum pil seperti "makan permen" setiap malam, hanya untuk mengatasi rasa sakit parah, atau untuk menghindari rasa lelah saat berolahraga.

"Kalau kita merasa mengandalkan suplemen sebelum atau pasca latihan atau obat anti-inflamasi, ini adalah kesempatan bagus untuk menjauhi dan mengevaluasi kembali menu makan, gaya hidup, dan rutinitas latihan," kata Costich.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com