Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berarti Bagi Sesama, Kisah Anita Roddick dan Perempuan di Kathmandu

Kompas.com - 08/03/2018, 10:18 WIB
Wisnubrata

Editor

"The business of business should not just be about money, it should be about responsibility. It should be about public good, not private greed." - Anita Roddick

Banyak perempuan bisa menjadi inspirasi bagi orang lain agar bisa menjalani hidupnya penuh makna dan berguna bagi orang lain. Salah satunya adalah Anita Roddick.

Saat perempuan bernama asli Anita Lucia Perella itu mendirikan Body Shop, ia tidak berpikir untuk menjadi kaya. Ia hanya berharap bisa memenuhi kebutuhan dirinya dan dua anaknya.

Namun kecintaannya pada lingkungan dan kemanusiaan menjadikan perusahaannya tumbuh jauh lebih besar dari yang ia impikan.

Lahir tahun 1942, Anita adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Orangtuanya adalah imigran Italia yang pindah ke Littlehampton, Inggris. Ibu Anita tadinya mengarahkan anaknya untuk menjadi guru. Namun kesukaan Anita pada petualangan membuatnya tidak bisa lama-lama berada di kelas.

Ia misalnya pernah menjadi guru bantuan di beberapa negara, lalu pernah bekerja di perpustakaan International Herald Tribune di Paris, atau bekerja untuk PBB di Geneva. Pekerjaan-pekerjaan itu membuatnya berkeliling Eropa, Pasifik Selatan, dan Afrika.

Dalam perjalanan-perjalanan itu, Anita berkenalan dengan berbagai ritual dan kebiasaan di budaya-budaya yang ia temui, termasuk bagaimana merawat tubuh.

Saat ia kembali ke Inggris, ia bertemu Gordon Roddick, pria Skotlandia dengan semangat bohemian yang suka menulis puisi dan bertualang. Keduanya menikah tahun 1970. Untuk mencukupi kebutuhan, mereka membuka hotel kecil, dan pernah juga membuka restoran.

Tahun 1976, Gordon ingin menjalani salah satu cita-cita pribadinya, yakni berkuda dari Buenos Aires, Argentina, ke New York. Guna membiaya perjalanan itu, Anita setuju menjual restoran mereka.

Untuk memenuhi kebutuhannya dan dua anaknya selama Gordon berkelana, Anita yang kini memakai nama Roddick, memutuskan membuka toko kecil di mana ia bisa menjual produk perawatan tubuh alami berdasarkan pengetahuan yang ia dapatkan dahulu saat bepergian. Toko di Brighton itulah yang menjadi awal kelahiran Body Shop.

Karena keterbatasan uang, Anita melakukan segalanya dengan hemat. Ia mengecat tokonya dengan warna hijau untuk menyamarkan bercak-bercak di dinding. Ia juga menawarkan diskon bagi pembeli yang membawa kembali wadahnya -- hal yang masih terjadi hingga saat ini.

Agar lebih irit, ia juga menggunakan kemasan sederhana yang ramah lingkungan, serta mengandalkan kedekatan dengan pembeli untuk membuat produknya dikenal.

Saat itu, pembeli bisa memilih aroma yang disukai untuk produk perawatan tubuh. Mereka memilih langsung di toko, dan Anita akan menambahkan pada produk yang memang fragrance free. Itu memberi kesempatan keduanya untuk berbincang-bincang.

Kombinasi produk yang unik dan pelayanan istimewa membuat bisnisnya berkembang, sehingga ia bisa membuka toko kedua.

Saat Gordon kembali tahun 1977, The Body Shop sudah menjadi nama populer sehingga Roddick bisa mulai menjual franchise. Lalu pada tahun 1982, toko-toko baru Body Shop dibuka dengan laju dua toko tiap bulan!
 
Apa rahasianya? Salah satu kunci kesuksesan itu adalah kegiatan sosial yang dilakukan Anita Roddick. Dukungannya terhadap lingkungan, pemberdayaan perempuan, hingga penolakan terhadap animal testing menciptakan pelanggan yang setia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com