JAKARTA, KOMPAS.com - Inovasi busana modern terus bermunculan. Namun keberadaan kebaya dan kain tradisional tetap ada di hati masyarakat Indonesia. Bahkan, antusiasme masyarakat untuk memakai kebaya dan kain daerah disebut semakin tinggi.
"Jadi memang sekarang banyak. Kalau saya pribadi ngajarinnya (pakai kebaya dan kain) di mal-mal bahkan. Sekarang mulai banyak orang yang berkantor pakai kebaya dan kain yang sederhana. Kami ajarkan yang mudah dipakai untuk sehari-hari," tutur salah satu inisiator Perempuan Berkebaya, Lia Nathalia.
Ini diungkapkannya di sela acara Perempuan Disabilitas Mengubah Dunia di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2018).
Dalam acara tersebut, Lia bersama teman-temannya dari komunitas Kebaya, Kopi dan Buku, mengajari para penyandang disabilitas cara memakai kain batik. Tapi rupanya, banyak pula perempuan muda yang bukan disabilitas ikut belajar menggunakan kain.
Banyak dari mereka yang tahu dan memiliki kain namun, tidak bisa menggunakannya. Setelah belajar, mereka baru mengetahui ternyata menggunakan kain tidak sulit dan mereka pun semakin antusias belajar.
Hal itu menunjukkan bahwa kebaya dan kain sebagai busana tradisional tak hanya digemari oleh mereka yang usia dewasa, namun juga di kalangan anak muda.
"Tadi ada beberapa anak muda yang mereka tidak punya keterbatasan tapi mau belajar," ucap Lia.
Kadang, komunitasnya juga mengajarkan cara memakai kain sederhana di tempat-tempat yang tidak resmi, seperti kedai kopi, dan dilakukan di acara santai.
Ketertarikan masyarakat terhadap kebaya dan kain yang meningkat ternyata juga dibaca oleh para pengrajin.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.