Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Operasi "Filler" dan Tanam Benang Bisa Sebabkan Kematian

Kompas.com - 10/03/2018, 21:42 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Pembuluh darah di hidung yang seharusnya berfungsi menghidupi kulit kemudian menjadi tertutup dan kulit akan menjadi mati. Kondisi ini terjadi karena ada tarik-menarik, dan jaringan di hidung sudah "rompal".

Bisa pula bentuk hidung menjadi aneh seperti singa, karena lekuk tulang hidung yang hilang.

Jika sudah demikian, para ahli bedah plastik seringkali harus melakukan operasi beberapa kali. Itu pun belum tentu hidung bisa kembali seperti posisi semula.

"Mungkin kondisi ini justru akan merugikan pasien, karena cekung (dari hasil filler yang gagal) akan meninggalkan cacat," tutur dia.

Sakura juga mencontohkan salah satu pasien yang pipinya menjadi berlubang karena prosedur penanaman benang yang salah.

Kulit pipi pasien tersebut pada akhirnya tak bisa bernafas karena tersumbat sekitar 50-70 benang.

Bedah yang semula sederhana lalu beruabah menjadi operasi besar. 

Para ahli bedah plastik harus terlebih dahulu mengambil kulit dari bagian lain untuk menambal bagian lubang tersebut, sambil menunggu infeksinya hilang.

Benang tersebut juga tidak mudah dilepaskan dari kulit, dan dipenuhi nanah.

Menurut dia, kondisi semacam ini salah satunya bisa disebabkan karena pengerjaan yang tidak steril.

Baca juga: Dokter Pakai Jarum Suntik Tak Steril, 5 Pasien Tertular HIV

"Kami tidak melarang dan tidak mengharuskan ke mana," cetusnya.

"Tapi kami ingin masyarakat lebih cerdas dan bertanya pada para ahli dermatologis, ahli bedah plastik, sebelum melakukan (operasi)," ucap dia lagi.

Dokter spesialis bedah plastik lainnya, Teuku Adifitrian yang lebih dikenal dengan sapaan Tompi pun memberikan kesaksi senada.

Tompi mengatakan, masing-masing ahli bedah anggota Perapi  dalam sebulan bisa menangani sekitar 15-20 pasien, yang mengalami masalah akibat praktik bedah estetika yang salah.

Diyakini, -jika memperhatikan tren yang berkembang, maka angka itu bisa terus meningkat pada hari-hari mendatang.

Bahan yang biasa digunakan sebagai filler adalah Hyaluronic Acid. Secara materi, kata Tompi, bahan tersebut aman. Hanya saja sering ada penempatan yang keliru.

"Kalau pakainya sesuai indikasi bagus-bagus saja, kok. Asal tidak berlebihan," kata Tompi.

"Patokan standar operasional prosedur saya adalah, filler tidak akan pernah saya gunakan untuk menaikkan hidung," tegas Tompi.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com