Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekerja "Multitasking" Justru Hambat Produktivitas

Kompas.com - 14/03/2018, 09:50 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mampu mengerjakan beberapa hal sekaligus (multitasking) mungkin terlihat efisien dan sudah jadi kebiasaan para pekerja. Sebab, kita selalu beranggap tak perlu buang-buang waktu mengerjakan satu demi satu, jika bisa mengerjakan dua hal sekaligus. 

Kendati demikian, dikutip dari The Independent, penelitian terbaru menunjukkan bahwa multitasking justru menghambat produktivitas.

Temuan ini mengacu pada akumulasi waktu yang terbuang percuma saat kita berganti tugas.

Bahkan, hal tersebut bisa menjadi kian merugikan saat mengerjakan sesuatu yang sulit. Sebab, waktu yang tertunda akan jauh lebih lama. Itu adalah kesimpulan penelitian yang dipublikasikan di Journal of Experimental Psychology: Human Perception and Performance.

Tim peneliti di University of Michigan meneliti efek multitasking dengan melakukan empat percobaan, di mana orang dewasa muda menyelesaikan berbagai tugas—seperti memecahkan masalah matematika dan mengidentifikasi objek geometris.

Selama studi, peneliti yang terdiri dari Joshua Rubinstein, David Meyer dan Jeffrey Evans mengidentifikasi dua model kunci yang dihadapi oleh otak saat di tengah multitasking: peralihan tujuan dan aktivasi aturan.

Saat momen beralih ke tugas baru (misalnya, saya ingin memilih pekerjaan yang itu, bukan ini), proses pengaturan untuk pekerjaan akan lama dan dimatikan kemudian akan memberi ruang bagi yang baru. 

(Baca juga: Ruang Kerja Berkonsep Hijau Bikin Karyawan Lebih Sehat)

Selain itu, setiap kali mereka beralih tugas lain, peneliti mencatat perlu tambahan waktu yang cukup signifikan. Bahkan, waktu yang digunakan kian bertambah besar jika pekerjaan tersebut sulit.

Memang, jika dilihat sekilas, peralihan waktu untuk berganti tugas tak signifikan alias sedikit. 

Tapi, kalau dihitung berdasarkan frekuensi pengulangan pergantian tugas, justru akan berdampak signifikan, sebab saat multitasking tidak sekali kita melakukan peralihan tugas. 

Karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa multitasking tidaklah efisien.

Penelitian tambahan mengenai topik yang dilakukan di Universitas Stanford mendukung temuan ini. 

Terungkap bahwa orang yang multitasking memiliki tingkat fokus lebih rendah daripada mereka yang lebih memilih untuk menyelesaikan tugas satu demi satu.

Lebih buruk lagi, satu studi di University of Sussex menunjukkan bahwa multitasking bahkan bisa menghambat fungsi otak.

Periset melihat pemindaian MRI pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu di beberapa perangkat elektronik sekaligus (misalnya mengirim SMS sambil menonton TV). 

Hasilnya, orang yang disebut multitasker media, memiliki kepadatan materi abu-abu yang lebih rendah di otak.

Artinya, mereka memiliki kontrol kognitif yang kurang dan cenderung mengalami rentang perhatian yang buruk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com