Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/03/2018, 21:49 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

Namun tidak demikian halnya soal produk pembersih vagina, atau douching berulang. Cairan pembersih buatan sendiri biasanya mengandung air dan cuka, dan produk komersil mengandung antiseptik dan wewangian yang bisa mengurangi lactobacilli serta mengurangi efek protektif keputihan.

Di Indonesia sendiri ratus vagina tidaklah baru, tetapi di Australia “perawatan Miss V” dengan penguapan tersebut adalah cara yang baru.

Terlepas dari risiko terbakar dan melepuh, ada banyak alasan untuk tidak melakukan penguapan vagina. Tidak hanya uap memiliki efek mengeringkan pada vagina, tapi juga bisa mengganggu mikrobioma vagina dan mengurangi pelindung alami tubuh melawan infeksi.

Sementara uap sebenarnya tidak akan mencapai rahim, menyemprotkan uap herbal panas ke dalam organ penting ini tidak bemanfaat dan justru bisa berbahaya. Pastinya tidak ada manfaat dari pengobatan pseudo-ilmiah ini terhadap kadar hormon perempuan.

Kapan perlu mencari pertolongan medis

Meski keputihan memang normal, sebaiknya mencari pertolongan medis bila mengalami perubahan signifkan dalam volume, warna, atau bau keputihan.

Perubahan pada keputihan bisa merupakan tanda infeksi, meski sebagian besar infeksi menular seksual (IMS) termasuk klamidia dan gonorea, biasanya tidak menyebabkan perubahan pada keputihan.

Penyebab yang paling sering yakni Candida (sariawan vagina) atau bacterial vaginosis (BV) yang terjadi ketika flora vagina dikolonisasi berlebihan oleh jamur (Candida) atau bakteri vagina lain.

BV adalah kondisi di mana vagina tidak dapat mengembalikan kondisi normalnya dan menjadi lebih basa. Alkalinitas dari darah mens bisa berhubungan dengan BV.

Lactobacilli berkurang dan digantikan oleh bakteri vagina lain yang bisa dikaitkan dengan peningkatan keputihan kehijauan-kelabu dan bau tidak sedap.

Meski kondisi ini tidak dianggap berbahaya, bagi perempuan yang hidup dengan BV, memiliki keputihan yang persisten dan berbau tak sedap bisa merisaukan dan sebaiknya ke dokter untuk mendiskusikan bagaimana mengatasi kondisi tersebut.

Deborah Bateson adalah Clinical Associate Professor, Discipline of Obstetrics, Gynaecology and Neonatology, University of Sydney

Artikel ini pertama kali tayang di The Conversation

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com