Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Jangan Buat Busana Muslim yang Hanya untuk Orang Indonesia..."

Kompas.com - 15/03/2018, 16:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Desainer Itang Yunasz kembali meluncurkan koleksi busana muslim terbarunya, ALLEA Itang Yunasz. Dalam menampilkan koleksinya, Itang menargetkan pasar internasional.

Adapun dalam beberapa tahun terakhir, tren modest wear secara global sendiri menunjukkan perkembangan yang progresif. Semakin banyak pula peluang bagi desainer modest wear Indonesia untuk masuk ke pasar global.

Namun, apakah busana-busana modest wear (busana sopan) para desainer Indonesia susah cukup bersaing?

Itang Yunasz sudah berkiprah di dunia fesyen sekitar 35 tahun. Ia melihat ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi para desainer modest wear Indonesia jika ingin unggul di tingkat global. Sebab, rumah mode dunia saat ini juga sudah mulai menjajal modest wear.

"Sekarang bukan hanya Indonesia tapi desainer terkenal dunia pun sudah melirik dan membuat barang-barng modest wear," kata Itang di sela peluncuran koleksi ALLEA Itang Yunasz di Conclave, Jakarta Selatan, Rabu (15/3/2018).

"Seperti Dolce Gabana, Max Mara, dan lainnya sudah mulai mengikutsertakan model berhijab untuk fesyennya. Jadi fesyen berhijab ini memang sudah sangat sangat sangat mendunia," tuturnya.

Koleksi ALLEA Itang Yunasz yang dipamerkan dalam acara peluncurannya di Conclave, Jakarta Selatan, Rabu (14/3/2018).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Koleksi ALLEA Itang Yunasz yang dipamerkan dalam acara peluncurannya di Conclave, Jakarta Selatan, Rabu (14/3/2018).
Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh para desainer dalam merancang koleksi modest wear adalah desainnya.

Menurutnya, meski berjudul "modest wear" tapi seorang desainer harus mempertimbangkan desain dengan tampilan internasional, tak hanya melihat tren busana muslim di Indonesia.

"Koleksinya benar-benar harus look internasional. Jadi jangan buat busana muslim yang diperuntukkan hanya untuk segmen Indonesia," tuturnya.

Ia mencontohkan tampilan etnik yang kerap dibawa sejumlah desainer. Tampilan tersebut memang bagus, namun sebaiknya tak perlu ditonjolkan 100 persen.

"Saya bilang etnik bagus. Tapi jangan 100 persen etnik Indonesia dibawa. Jadi mungkin ada sentuhannya sedikit," ucap dia.

Selain itu mengenai busana muslim itu sendiri Itang kerap melihat banyak desainer merancang bajunya terlalu berat dan seolah hanya diperuntukkan acara malam hari. Padahal, harus dipikirkan juga busana yang benar-benar ready to wear serta bisa dipakai semua orang.

Itang mencontohkan beberapa jenis busana dalam koleksi ALLEA yang ia jual secara terpisah. Sehingga tak hanya perempuan muslim berhijab yang bisa memakainya.

"Kalau untuk ready to wear juga harus dipikirkan karena saya ingin punya adik-adik di bawah saya, yang follow saya bagaimana bisa memberikan fesyen untuk masyarakat luar. Untuk siapa saja," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com