Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hai Perempuan, Lakukan Ini untuk Bangkit dari Trauma Kekerasan...

Kompas.com - 18/03/2018, 06:49 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber WHO,womensaid

KOMPAS.com - Kekerasan terhadap perempuan -terutama kekerasan yang dilakukan oleh pasangan dan kekerasan seksual, menurut Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama di dunia.

Kasus semacam itu merupakan bentuk pelanggaran hak asasi terhadap perempuan.

Pada laman WHO ditemukan data, di tahun 2017, lembaga ini menerbitkan perkiraan global yang menyebut sebesar 35 persen perempuan di seluruh dunia telah mengalami kekerasan.

Mirisnya lagi, sebagian pelaku kekerasan tersebut tak lain adalah orang terdekat.

Hampir 30 persen wanita itu mengaku mengalami kekerasan -fisik dan juga seksual, yang dilakukan oleh kekasih mereka sendiri.

WHO juga menyebut, kekerasan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan fisik, mental, seksual, dan reproduksi perempuan.

Bahkan, dapat meningkatkan risiko tertular HIV di beberapa tempat.

Baca juga: Sukses di Amerika, Ini Kisah Kelam Dylan Sada

Pria cenderung melakukan kekerasan, jika mereka memiliki pendidikan rendah dan latar belakang penganiayaan.

Selain itu, konsumsi alkohol dan ketidaksetaran gender, serta rasa berkuasa atas wanita juga turut menjadi penyebabnya.

Sebaliknya, wanita cenderung mengalami kekerasan dari pasangan mereka karena pendidikan yang rendah, latar belakang keluarga yang juga mengalami penganiayaan, dan pelecehan saat masa kanak-kanak.

Sikap menerima terhadap penganiayaan, anggapan atas hak istimewa lelaki, serta asumsi bahwa status perempuan yang selalu berada di bawah lelaki juga menyebabkan wanita rentan mengalami penganiayan atau pelecehan.

Lalu, bagaimana cara wanita agar bisa bangkit dari peristiwa ini?

Bangkit dari rasa 'sakit' setelah mengalami peristiwa kelam tersebut memang memerlukan proses panjang.

Meskipun peristiwa mengerikan tersebut benar-benar telah berakhir dalam hidup, perempuan -siapa pun dia, cenderung mengalami kesedihan, rasa sakit, dan kehilangan kepercayaan baik pada diri sendiri maupun orang lain.

Namun, bukan berati perempuan tidak bisa melaluinya, bukan?

Halaman:
Sumber WHO,womensaid
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com