Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Kecanduan Foto Dianggap Merusak Karya Seni

Kompas.com - 21/03/2018, 07:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber Time

KOMPAS.com - Mengunjungi museum, pameran seni, atau konser, sudah jadi agenda banyak orang muda. Namun, berfoto dan merekam video menjadi aktivitas yang paling banyak dilakukan di acara tersebut.

Budaya membagikan apa yang kita lihat dan alami di media sosial yang berlebihan (oversharing) bisa jadi menyebalkan.

Paling tidak untuk pengunjung atau penonton lain yang memang ingin menikmati acara tapi, terpaksa tertutup kerumunan orang yang ingin mengambil foto.

Setiap orang tampaknya ingin mendokumentasikan pengalaman mereka dengan ponsel dan memberi "bukti" pada orang lain dengan membagi fotonya di media sosial. Fenomena tersebut ditemui di berbagai negara.

Museum de Young di San Francisco, AS, dalam beberapa tahun terakhir menerima ribuan keluhan dari pengunjungnya karena pameran tahunan yang dinantikan, Bouquets to Art, "diambil alih" oleh penggila foto dan pengguna ponsel.

Bouquets to Art merupakan pameran yang sudah berjalan selama 34 tahun. Dalam acara ini para perajin bunga diundang untuk menciptakan kembali karya dari karya seni yang terdapat di museum ini dengan bunga.

Karya yang dipajang dalam pameran ini memang Instagramable, alias sangat menarik untuk dipajang di Instagram.

Pengunjung yang merasa terganggu dengan aksi penggila foto menganggap penggunaan ponsel yang berlebihan itu mengganggu mereka dalam menikmati sebuah karya. Mereka pun akhirnya malas untuk datang ke pameran.

"Sebagian orang ingin bisa menikmati karya seni dan menghormatinya, dan kami harus menghargai itu," kata kepala marketing komunikasi de Young Museum, Linda Butler.

Di lain pihak, pengelola museum juga merasa diuntungkan dengan beredarnya foto-foto koleksi museum karena bisa menarik lebih banyak pengunjung.

Sebagai jalan tengahnya, museum ini sejak tahun lalu menetapkan jam bebas foto selama pameran Bouqets to Art yang berlangsung dari 13-18 Maret 2018. Pemeran ini singkat karena bunga yang dipakai semuanya bunga segar.

Dalam debat tentang apakah Instagram "membunuh budaya museum", sebagian orang berpendapat bahwa mereka yang selalu sigap dengan ponselnya untuk memotret segala sesuatu sebenarnya telah kehilangan pengalaman berharga.

Menurut sebuah studi, orang yang selalu memotret kegiatannya dari pada melakukan pengamatan atau menyelami pengalamannya, justru lebih sulit mengingat apa yang mereka alami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Time
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com