Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mana yang Lebih Berbahaya, Lemak Perut atau Lemak Paha?

Kompas.com - 21/03/2018, 11:27 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

 

KOMPAS.com - Bentuk tubuh setiap orang pasti berbeda satu dan lainnya. Jika kita perhatikan, ada orang bertubuh gemuk dengan kumpulan lemak di perut, sementara sebagian lainnya memiliki kumpulan lemak di paha.

Tahukah kamu kalau perbedaan letak lemak ini bisa mengindikasikan bahaya yang berbeda pula? Lantas, antara lemak perut dan lemak paha, mana yang lebih berbahaya?

Orang yang memiliki kelebihan lemak di perut atau di sekitar bagian atas tubuhnya bisa disebut dengan bentuk tubuh tipe apel. Sedangkan orang yang punya tumpukan lemak lebih banyak di bagian bawah tubuh, seperti di paha dikenal sebagai bentuk tubuh tipe pir.

Sebenarnya masing-masing kumpulan lemak ini, entah itu di paha atau perut, tetap membahayakan kesehatan dan bisa menimbulkan risiko penyakit tertentu. Namun ternyata lemak perut harus lebih diwaspadai ketimbang lemak paha.

Dilansir dari laman Forbes, orang yang punya tumpukan lemak perut biasanya punya lemak viseral (lemak yang menempel pada beberapa bagian organ dalam tubuh) yang cukup banyak. Hal ini jauh lebih berbahaya daripada tumpukan lemak di bawah kulit seperti di pinggang, paha, atau lengan.

Baca juga : Perhatikan, 5 Cara Efektif Kurangi Lemak dalam Waktu Singkat

Apa risiko yang disebabkan dari lemak perut yang berlebih?

Menurut Samuel Dagogo-Jack, MD, dari American Diabetes Association, lemak di perut bisa menyebabkan racun bagi sistem kerja tubuh. Lemak-lemak ini mampu merangsang terbentuknya bahan kimia sitokin di dalam tubuh, sehingga bisa meningkatkan peluang penyakit jantung.

Selain itu hal ini juga membuat tubuh kurang sensitif terhadap insulin sehingga menyebabkan terkena penyakit diabetes.

Sitokin juga dapat menyebabkan peradangan yang dapat menyebabkan kanker. Tak berhenti sampai di situ, risiko kesehatan lain yang mungkin muncul yakni tekanan darah meningkat, stroke, bahkan sleep apnea.

Baca juga : 5 Kebiasaan Agar Terbebas dari Lemak

Bagaimana mengetahui lemak di perut saya berisiko memiliki masalah kesehatan?

Banyak orang yang tak peduli dengan tumpukan lemaknya, terutama di bagian perut. Bahkan ada yang menganggap hal ini normal. Padahal, kita justru harus waspada dan tahu apakah lemak tersebut bisa membahayakan atau tidak.

Ada cara mudah untuk mengetahui apakah lemak di perut kita bahaya atau tidak. Tidak memerlukan tes darah ataupun pemeriksaan laboratorium, yang dibutuhkan hanyalah alat ukur seperti pita meter yang bisa dilingkarkan pada perut.

Ukuran lingkar pinggang normal bagi wanita adalah kurang dari 80 cm, sedangkan pada pria harus kurang dari 90 cm. Maka, saat ukuran pinggang kamu lebih dari angka tersebut, akan semakin besar bahaya yang dapat berakibat pada kesehatan.

Baca juga : Latihan Otot yang Efektif Singkirkan Lemak Perut

Lalu, apa yang bisa saya lakukan untuk mengatasinya?

Jika kamu memiliki lemak yang berlebihan di perut, maka ada cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.

  • Konsumsi makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks dengan indeks glikemik rendah dapat membantu mencegah lemak perut bertambah banyak. Selain itu, konsumsi makanan berserat tinggi seperti apel, wortel, dan makanan whole grain dapat membantu mengendalikan berat badan.
  • Jangan terlalu sering mengonsumsi makanan kemasan karena makanan jenis ini mengandung lemak trans, gula, dan garam yang semuanya dapat menyebabkan lemak di sekitar perut.
  • Rutin melakukan latihan fisik bisa sangat membantu dalam mengurangi atau mencegah lemak perut. Misalnya kita dapat melakukan latihan dasar pilates dan yoga untuk meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot perut, selain itu latihan aerobik seperti bersepeda, berenang, dan berjalan kaki dapat memperbaiki kesehatan kardiovaskular dan mengurangi kemungkinan penyakit jantung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com