JAKARTA, KOMPAS.com - Survei terbaru lembaga riset Snapcart di Januari 2018 mengungkapkan bahwa generasi millenial menjadi pembelanja terbanyak di bidang e-commerce yakni sebanyak 50 persen (25-34 tahun).
Mayoritas konsumen belanja online berdasarkan gender adalah wanita dengan jumlah mencapai 65 persen.
Jika digabung dengan generasi Z (15-24 tahun) maka jumlah pembelanja dari generasi muda mencapai sekitar 80 persen.
"Jadi anak-anak muda usia 15-34 tahun mendominasi 80 persen daripada penggunaan e-commerce," papar Business Development Director Snapcart Asia Pasifik Felix Sugianto di Kantor Snapcart, Jakarta Selatan, Kamis (22/3).
Karakteristik generasi millenial dan z yang lekat dengan teknologi kemudian dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan e-commerce untuk hal promosi. Terbukti hampir semua sumber informasi tentang e-commerce berasal dari media digital.
Felix menyebutkan, 25 persen sumber informasi berasal dari televisi dan 21 persennya dari iklan di sosial media seperti Facebook, Instagram atau Twitter. Pemberitaan online juga turut berkontribusi dalam membuat sebuah perusahaan e-commerce dikenal.
Sementara 24 persennya mendapat informasi soal e-commerce lewat promosi dari mulut ke mulut (word of mouth).
"Jadi bisa dibilang sumbernya digital. Kenapa word of mouth masih kencang? Itu hanya dampak dari e-commerce ini menyelenggarakan marketing yang bersifat terintegrasi," tuturnya.
Lalu, mengapa generasi millenial dan z mendominasi pasar online? Generasi millenial adalah generasi pertama yang melihat internet sebagai sebuah penemuan yang hebat dan mengubah segalanya.
Sedangkan generasi Z merupakan generasi yang terlahir ketika internet dan sosial media sudah menjadi keseharian.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.