"Kalau lagu anak-anak apa ya? Saya enggak tahu banyak, paling 'cicak cicak di dinding'," sambung Rio.
Prihatin
Keprihatinan atas 'krisis' lagu anak yang tengah terjadi di Tanah Air pun disuarakan musisi Boris Simanjuntak.
"Kita enggak bisa membendung anak mendengarkan musik, tapi yang terjadi sering kali liriknya tidak pada tempatnya, bukan untuk usia mereka," ujar gitaris band rock and roll The Flowers itu.
"Buat saya, saya memang menyanyikan lagu orang dewasa, tapi karena saya punya anak, saya merasa kondisi seperti itu kok ngeri amat," kata dia.
Atas alasan itulah, Boris mengaku tergerak untuk berkolaborasi dan ikut manggung bersama murid-murid SD Gemala Ananda.
Dalam pementasan tersebut, Boris memainkan gitar mengiringi anak-anak menyanyikan lagu berjudul "Raket Roker".
Seperti judulnya, lagu yang bercerita tentang salah satu olahraga paling populer di Indonesia tersebut, dibawakan dalam genre rock, namun dengan lirik yang ramah anak.
Ide awal
Jasmin Jasin, salah satu inisiator kampanye #Bangkitkan Lagu Anak Indonesia dan juga Kepala Sekolah Gemala Ananda mengatakan ide ini bergulir dalam rentang waktu yang tidak singkat.
"Awalnya, Ibu Alda Siahaan menciptakan lagu, pertama kali sebenarnya lagu yang diciptakan adalah lagu 'Anak Indonesia'," kata Jasmin.
Alda adalah guru seni musik di SD Gemala Ananda, yang kemudian di era selanjutnya digantikan oleh Benny Pospos. Baik Alda, dan juga Benny menciptakan lagu itu untuk pertunjukan internal sekolah.
"Tahun-tahun berikutnya, dilanjutkan Pak Benny membuat lagu, ada yang tiga lagu, dua lagu, dan itulah semua yang dikumpulkan menjadi album yang ditampilkan pada malam ini," ujar Jasmin.
"Sudah terkumpul 10 lagu, menjadi satu album," kata dia.
"Yang menarik, lagu ini disukai oleh anak-anak dan juga orangtua. Karena ternyata ini bukan hanya sekadar lagu anak, tetapi lagu yang ramah anak," ungkap Jasmin.