Hasilnya, periset menemukan fakta, peserta yang menulis catatan kegagalan di masa lalu memiliki tingkat kortisol yang lebih rendah, daripada peserta yang menulis tentang hal lain.
Mereka juga menemukan, sukarelawan yang menulis tentang kegagalan di masa lalu membuat pilihan yang lebih hati-hati pada tugas baru.
Secara keseluruhan, mereka memiliki kinerja yang lebih baik daripada kelompok lainnya.
“Temuan ini menunjukkan, ternyata menulis dan berpikir kritis tentang kegagalan di masa lalu dapat mempersiapkan individu baik secara fisiologis maupun kognitif untuk tantangan baru,” ungkap DiMenichi.
Baca: 5 Manfaat Menyehatkan dari Pelukan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.