Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2018, 10:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kanker leher rahim atau serviks masih menjadi momok bagi perempuan, termasuk perempuan Indonesia. Dari data setiap tahun ditemukan 528.000 kasus baru kanker servik, di mana 266 ribu kematian setiap tahun dan sepertiganya di Asia Tenggara.
 
Di Indonesia, kanker serviks merupakan pembunuh ke-2 perempuan di Indonesia. Salah satu problematik dari keganasan kanker serviks berkembang di Indonesia disebut karena kesadaran pencegahan penyakit belum maksimal. Kasus yang dialami mendiang aktris Julia Perez disebut sebagai fenomena gunung es.
 
"Karena banyak sekali yang masih belum mau ngomong," kata dr.Ferry Dharmawan MD, Obgyn, dalam acara peluncuran aplikasi Prosehat, di Jakarta, Selasa (27/3/2018).
 
Diakui setelah penyakit Jupe menyeruak, kesadaran untuk deteksi dini soal kanker serviks makin meningkat. Beberapa metode seperti Pap Smear, Infeksi Visual Asam Asetat (IVA) hingga tes DNA menjadi pilihan.
 
Hasilnya cukup positif. Kanker serviks turun peringkat ke posisi ke-2 pembunuh perempuan Indonesia, setelah kanker payudara.

Ferry menjelaskan 99,9 persen penyebab kanker serviks adalah virus Human Pavilloma Virus (HPV).  Virus ini, terutama tipe Onkogenik nomor 16 dan 18, disebut cukup ganas. Tak berhenti di serviks, HPV bisa menjalar ke organ tubuh lain, termasuk otak. 

Karena itu, pencegahan terbaik adalah melakukan vaksinasi HPV. Vaksin itu disebut cukup ampuh untuk mencegah kanker serviks.
CEO aplikasi ProSehat, dr Bimantoro, Jakarta, Selasa (27/3/2018).KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA CEO aplikasi ProSehat, dr Bimantoro, Jakarta, Selasa (27/3/2018).
Panggil dokter
Selama ini vaksinasi HPV dikenal dilakukan di rumah sakit atau klinik kesehatan tertentu, tapi saat ini kita bisa melakukannya di rumah.
 
Adalah aplikasi ProSehat yang membuat terobosan vaksinasi kanker serviks di rumah. Ide ini digawangi dr Bimantoro yang melihat pentingnya dunia kesehatan didukung teknologi mobile.
 
Pria ini sudah 12 tahun di dunia digital health, dan merasa perlu ada perubahan, karena selama ini hanya komunikasi satu arah.
 
"Kami lihat bahwa kesehatan harus dipermudah dan deliver yang membutuhkan," katanya.
 
Karena itu, dr Bimantoro melanjutkan, aplikasi yang digarap bersama temannya, Wiguno, melakukan terobosan dengan membuat vaksinasi ke rumah. 
 
Meskipun vaksinasi mendatangkan dokter langsung ke rumah, prosedur dan tata cara dilakukan sesuai standard. Para dokter disebut sudah dilatih untuk melakukan vaksin di rumah tanpa mengurangi kualitas dan detil seperti kebersihan dan suhu ruangan.
 
"Produk vaksinnya pun resmi dan asli," katanya.
 
Tak hanya vaksinasi HPV, aplikasi yang bisa diunduh di situs www.prosehat.com, melalui ponsel berbasis Android dan iOS ini, juga menyediakan vaksinasi lain seperti vaksinasi meningitis, vaksinasi flu 3-strain, vaksinasi thypoid hingga imunisasi untuk anak. 
 
Saat ini layanan vaksinasi ke rumah baru mencakup Jakarta, Depok, Bekasi, Tangerang dan Serpong dengan didukung belasan dokter sebagai tenaga vaksinator.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com