Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desainer Mode Palembang Meniti Mimpi "Go International"

Kompas.com - 02/04/2018, 06:27 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Palembang Icon menggelar Palembang Fashion Week 2018 ada 21 Maret hingga 1 April 2018. Pada lima hari terakhir, para pengunjung disuguhkan karya busana dari 30 desainer lokal Palembang.

Pada tahun penyelenggaraan yang kelima ini, seluruh desainer berasal Palembang.

Direktur Mall Palembang Icon, Co Ing berharap Palembang Fashion Week bisa sejajar dengan gelaran mode di daerah-daerah lainnya. Bahkan bisa dijadikan batu loncatan bagi para desainer lokal untuk menuju kelas internasional.

"Ekspektasi kami kualitas mereka meningkat. Karena Palembang Fashion Week tentu ingin disejajarkan dengan misalnya Jakarta Fashion Week. Tentu kualitas kami tingkatkan," kata Co Ing.

Co Ing meyakini Palembang sudah cukup maju dalam tren mode, melebihi pekan mode di daerah-daerah lainnya dan siap bersaing dengan pekan mode tingkat nasional.

Untuk penyelenggaraan Palembang Fashion Week 2018, pihak penyelenggara melakukan seleksi ketat hingga meloloskan 30 desainer.

Seleksi dilakukan oleh tim perumus yang terdiri dari desainer senior dan pemerhati mode.

Antusiasme dan kepedulian masyarakat Palembang terhadap fesyen pun menurutnya terbilang tinggi dari tahun ke tahun. Selain diukur dari tingkat partisipasi, hal itu juga dihitung dari mereka yang hadir untuk menonton.

Koleksi busana Lentera yang dipamerkan pada Palembang Fashion Week 2018, Minggu (1/4/2018).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Koleksi busana Lentera yang dipamerkan pada Palembang Fashion Week 2018, Minggu (1/4/2018).

Unity of Diversity Asia

Mengangkat tema 'Unity of Diveristy Asia', Palembang Fashion Week berupaya memanfaatkan momentum Asian Games 2018 yang akan segera diselenggarakan salah satunya di kota yang tersebut.

Palembang ingin supaya karya-karya mode para desainer lokal juga dikenal dunia.

Desainer Brilianto (Bian) lewat 'Pesona Palembang', tahun ini mengangkat tema koleksi yang berkaitan dengan tema besar gelaran tahunan tersebut.

Tema 'Caravansary, The Journey to The Silk Road' mengangkat perpaduan budaya Tiongkok, India, Arab, Tibet, dan Persia yang dituangkan lewat koleksi 11 busana malam nan artistik.


Caravansary merupakan sebuah rumah singgah di sepanjang Jalur Sutra, Timur Tengah. Dimana para pedagang lintas negara saling bertukar dagangan.

"Di sana lah terjadi akulturasi itu. Cina dikenal dengan Giok, Persia senjata, Tibet perunggu. Saling bercampur di situ. Maka aku buat lah mix culture," kata Bian.

Dalam koleksi ini Bian menggunakan tiga bahan utama, yakni Songket Palembang, Tenun Blongsong dan Tenun Tajung yang dipertegas dengan Lurik Jawa. Dipadukan dengan detail hiasan kepala dan koin cina serta ragam perhiasan perunggu, batu dan payet. Menonjolkan sisi glamor dan megahnya songket khas Palembang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com