Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/04/2018, 21:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Jika memiliki alergi lateks, kemungkinan akan mengalami iritasi vagina, gatal dan rasa seperti terbakar. Beberapa orang mungkin juga mengalami ruam.

Cara termudah untuk menentukan apakah kita memiliki alergi lateks yakni jika timbul reaksi setiap kali berhubungan seks pakai kondom atau produk lain yang mengandung lateks.

Selain itu, ada juga bahan lain dalam kondom dan alat kontrasepsi lain yang juga dapat menyebabkan reaksi buruk, yakni kasein dan paraben. Reaksi biasanya hilang dalam beberapa hari.

Tidak ada peraturan untuk produk seks, sehingga produsen tidak perlu mencantumkan semua materi dalam produk mereka walau ada kemungkinan bikin alergi. Untungnya, ada kondom non-lateks yang bisa dibeli, jadi kamu masih bisa menikmati seks tanpa rasa khawatir.

3. Pelumas

Seperti kondom, pelumas mengandung bahan yang dapat menyebabkan reaksi alergi.

Gejala-gejalanya akan sangat mirip—gatal, seperti rasa terbakar, bengkak, dan ruam.

“Pelumas yang menawarkan rasa, sensasi dingin atau panas dapat memiliki sejumlah tambahan yang mungkin tidak disukai sistem tubuh,” kata Doe.

Dia melanjutkan, gliserin merupakan salah satu bahan lain yang tak hanya bisa menyebabkan reaksi alergi, juga memiliki potensi untuk mengubah menjadi gula dan memicu infeksi ragi dengan gejala yang mirip dengan alergi.

Bahan pengiritasi lain yang mungkin termasuk penghilang rasa sakit benzocaine dan lidocaine, L-Arginine untuk meningkatkan gairah, nitrosamine pengawet atau nonoxynol-9 untuk membunuh sperma.

Jika merasa memiliki alergi pelumas, disarankan berhenti menggunakan pelumas untuk melihat apakah gejala hilang. Jika tidak, segera konsultasi ke dokter. 

4. Trauma

Beberapa perempuan dapat mengalami reaksi di ranjang jika memiliki hubungan buruk dengan seks.

"Sepengetahuan saya, tidak ada alergi nyata untuk hubungan seksual, tetapi ada sesuatu yang sangat dekat yang disebut dispareunia atau hubungan seks yang menyakitkan" kata Doe.

Pada dasarnya, katanya, sesuatu yang bersifat psikologis yang mengendapkan respons fisiologis. Misalnya kekerasan dalam hubungan, rasa malu atau tabu terhadap seksualitas atau kurangnya kepercayaan pada pasangan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com