BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Rinso

Anak Bisa Makin Cerdas kalau Mau Ikut Memasak

Kompas.com - 06/04/2018, 07:11 WIB
Auzi Amazia Domasti,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Alanda (32) sedikit terkejut melihat anaknya, Nisa (6), menuangkan bubuk cokelat sampai berlebih hingga banyak yang tumpah dari gelas takaran saat mereka hendak memanggang kue.

Namun, ia tak kesal dan malah tertawa karena muka anak semata wayangnya itu jadi ikut belepotan, berlumur coklat bubuk.Tak ketinggalan, baju dan celemeknya juga kotor.

“Kalau lebih begini, kuenya nanti terlalu manis, sayang,” ujar Alanda ke Nisa.

Sesekali pada akhir pekan, Alanda suka mengajak Nisa untuk memasak bersamanya. Menurutnya, Nisa sangat antusias di dapur karena bisa memegang banyak bahan masakan, baik itu untuk kue atau untuk lauk pauk lainnya.

Bagi Anda yang mau meluangkan waktu khusus bersama anak, mengajak anak memasak seperti yang dilakukan Alanda bagus untuk dicoba sebagai proses ia belajar.

Jika biasanya Anda menemani anak belajar dengan buku, pensil, dan kertas, ternyata dengan memasak, anak pun bisa belajar banyak hal dan mengasah aneka kemampuan dirinya.

Berikut beberapa manfaat yang di dapat anak jika ia mau ikut berkecimpung memasak.

Asah kemampuan berhitung

Memasak merupakan aktivitas yang terorganisir dan membutuhkan perhitungan. Karenanya, memasak jadi cara yang bagus untuk memperkenalkan matematika secara sederhana ke anak-anak.

Melansir dari earlylearningfurniture.co.uk, Senin (4/12/2017), menimbang bahan makanan, mengukur takaran tepung, dan juga menghitung jumlah telur yang dibutuhkan menjadi contoh-contoh yang secara tak langsung menjadi pelajaran berhitung bagi anak.

Ilustrasi seorang anak ikut memasak bersama ibunya di dapur.Dok. ThinkStock Ilustrasi seorang anak ikut memasak bersama ibunya di dapur.
Selain itu, anak pun bisa mengukur waktu terkait berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memasak suatu makanan. Dengan begitu, anak juga dapat mengerti kalau memasak pun butuh perhitungan yang tepat agar menjadi makanan yang bisa disantap.

Mengenal hal baru

Ketika ikut memasak, anak-anak bisa mengobservasi dan merasakan hal-hal yang sebelumnya ia tidak ketahui. Misalnya, anak bisa mengenal lebih banyak bahan-bahan makanan dan teksturnya.

Contoh, anak bisa mengerti bagaimana membedakan daun jeruk dan daun kunyit. Kemudian, saat memasak kue dan menggunakan pencetak makanan, anak juga jadi bisa mengetahui nama-nama bentuk seperti lingkaran, segitiga, atau bentuk ragam binatang.

Perubahan makanan yang terjadi saat memasak seperti cokelat yang mencair, kue yang memakai baking soda yang kemudian mengembang saat dipanggang juga dapat menarik perhatian anak. Orangtua pun dapat menjelaskan perubahan-perubahan tersebut sebagai pengetahuan baru untuk anak.

Tingkatkan kepercayaan diri

Memasak pun turut menambah kepercayaan diri anak. Mengutip dari livestrong.com, Selasa (3/03/2017), anak akan merasa berkontribusi karena akan menyajikan makanan untuk keluarganya.

Karena itu, dukung anak untuk melakukan tugas-tugas yang sesuai kemampuannya. Perlu diingat, buat aturan dahulu apa yang tak boleh ia lakukan dan alat-alat apa yang bisa berbahaya baginya, seperti hindari memotong dengan pisau tajam, terlalu dekat dengan kompor atau air panas.

Orangtua bisa mengarahkan anak mulai dari menyiapkan alat makan, membantu membersihkan bahan makanan, hingga mengaduk adonan kue.

Tingkatkan komunikasi dan interaksi

Kemampuan anak berkomunikasi dengan ayah atau ibu bisa meningkat karena proses memasak membutuhkan banyak interaksi. Orangtua menjelaskan tentang resep masakan dan instruksi memasak, lalu anak bisa mendengarkan dan mengikuti instruksi memasak dari mereka.

Ilustrasi orangtua yang menyiapkan makanan bersama anak.ThinkStock/Wavebreakmedia Ltd Ilustrasi orangtua yang menyiapkan makanan bersama anak.
Wajar jika anak pun suka ragu dan banyak bertanya, tapi tak mengapa karena itu merupakan proses belajarnya tersendiri. Pengetahuan anak tentang kata-kata atau bahan memasak baru juga bisa bertambah dari proses memasak bersama ini.

Ketika memasak, anak dapat menggunakan celemeknya sendiri agar lebih semangat dan terasa serius berkecimpung di dapur. Wajar bila saat memasak anak masih ceroboh dan lebih berantakan sehingga celemek dan bajunya ikut kotor.

Untuk itu, orangtua juga harus siap dengan dapur yang lebih kotor dan berantakan karena bantuan anak saat memasak tak selalu rapi. Anggap baju dan celemek anak yang lebih kotor tak menjadi masalah karena berani kotor itu baik.

Usai memasak, orangtua pun tidak perlu khawatir noda-noda masakan itu akan sulit hilang, sebab jika dicuci dengan deterjen yang tepat, baju, celemek, dan kain lainnya yang kotor bisa kembali bersih dan wangi.

Bahan dasar deterjen, seperti enzim dan alkali merupakan kandungan yang mampu menghilangkan kotoran tersebut. Alkali atau garam laut yang ada dalam formula deterjen seperti Rinso, misalnya, terdiri pula dari kandungan natrium dan kalium yang mampu melunturkan noda lemak dan minyak dengan optimal.

Pada akhirnya, yang penting orangtua harus sabar dan tetap mendukung keterlibatan anak sewaktu memasak. Jadi, siap ajak anak memasak bersama?


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com