Menurut Sullivan, kita harus sebisa mungkin menghindari kata-kata "tetapi" dan "bagaimanapun" saat sedang berdebat. Kata-kata tersebut mencerminkan bahwa kita tak perduli dengan posisi mereka.
Sebagai gantinya, gunakan kata-kata "dan" karena terdengar lebih positif serta bisa masuk ke dalam percakapan tanpa mengurangi esensinya.
Bandingkan kalimat "Aku mencintaimu tapi ..." yang terdengar jauh lebih buruk daripada "Aku mencintaimu dan ...".
Baca juga: Mengapa Pasangan yang Harmonis Bisa Bercerai?
5. Kontrol nada suara dan bahasa tubuh
Akan sulit untuk menjaga emosi dan mempertahankan sikap netral, terutama dalam situasi yang sangat emosional. Namun menurut Nelson, mengontrol emosi-emosi ini merupakan bagian penting untuk memenangkan perdebatan.
“Itu bukan hanya tentang apa yang dikatakan tetapi bagaimana mengatakannya," paparnya.
Untuk menjaga akal sehat, ambil napas yang dalam dan lambat, lalu berbicaralah dengan "niat".
6. Dengarkan, jangan membujuk
Menurut Sullivan, mengajukan pertanyaan yang dimulai dengan "mengapa," "apa" dan "bagaimana," juga penting. Kata-kata tersebut mampu memaksa orang lain berbicara dan membuat kita belajar mendengarkan.
Dan karena tujuannya adalah mengubah argumen menjadi diskusi yang produktif, mendengarkan dan memahami orang lain diperlukan sebelum solusi dapat dicapai.
Baradu argumen biasanya tak akan menciptakan solusi, justru semakin mendatangkan masalah.
7. Minta maaf
Bertanggung jawab atas hal-hal yang kita katakan atau lakukan itu penting. Hal ini juga bisa membuktikan kepada pihak lain bahwa kita menganggap serius masalah ini.
Jika kamu memiliki sesuatu yang memerlukan permintan maaf, lebih baik mengakuinya dan menyampaikan penyesalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.