Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pil Kontrasepsi Pria, Diklaim Aman dan Tak Ganggu Hasrat Seks

Kompas.com - 10/04/2018, 23:00 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber 360nobs

KOMPAS.com - Pil kontrasepsi untuk pria telah diproduksi, dan diklaim efektif, aman, tanpa harus mengganggu gairah seksual si pemakai. Uji klinis disebut telah membuktikan klaim tersebut.

Temuan ini dipublikasikan The Endocrine Society, yang telah dipresentasikan di ajang ENDO 2018 beberapa waktu lalu. 

Acara tersebut merupakan pertemuan tahunan The Endocrine Society yang kali ini digelar di Chicago, Amerika Serikat.

Mengutip laporan yang dimuat dalam sebuah artikel di Daily Telegraph, temuan ini disebut dimethandrolone undecanoate, atau DMAU.

Sebelumnya, upaya untuk membuat pil sekali sehari untuk meniru kontrasepsi konvensional yang dipakai wanita terhenti.

Baca juga: 4 Pilihan Kontrasepsi Pria dan Plus Minusnya

Sebab, metabolisme pria membersihkan hormon yang diberikan dalam hitungan yang terlalu cepat.

Dalam kondisi demikian, maka kontrasepsi temporer untuk pria masih mengandalkan kondom.

Meski ada harapan akan ada perkembangan kontrasepsi masa depan yang bertumpu pada suntikan atau gel yang bersifat long-acting, -yang keduanya juga sedang dikembangkan.

Layaknya pil kontrasepsi pada perempuan, pil eksperimen untuk pria ini mengombinasikan androgen -hormon pria seperti testosteron, dan progestin.

Pada peneliti di University of Washington Medical Centre menguji tiga dosis DMAU – 100, 200 dan 400mg – kepada 100 pria sehat berusia antara 18-50 tahun.

Dari jumlah itu, ada 83 di antara mereka yang merampungkan percobaan tersebut. Percobaan itu tergolong sukses selama satu bulan, untuk pertama kalinya. 

Pada dosis DMAU tertinggi, yakni 400 mg, terlihat ada penekanan testosteron, dan dua hormon yang diperlukan untuk produksi sperma.

Baca juga: Para Suami, Dukunglah Istri Anda untuk Memakai Kontrasepsi

Hasil percobaan ini menunjukkan, pil tersebut bekerja efektif jika dikonsumsi bersama makanan.

"Meskipun memiliki kadar testosteron yang rendah, sangat sedikit responden yang melaporkan gejala yang konsisten dari kekurangan atau kelebihan testosteron," kata Profesor Stephanie Page, peneliti senior dalam riset ini.

“Hasil yang menjanjikan ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam pengembangan prototipe pil kontrasepsi pria,” sambung dia. 

Halaman:
Sumber 360nobs
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com