Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua, Perhatikanlah Usia Anak Sebelum Membeli Mainan

Kompas.com - 11/04/2018, 16:20 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menentukan mainan anak, -ternyata, bukanlah hal yang selalu mudah.

Orangtua bertanggungjawab memilih mainan yang sesuai dengan usia anak, sehingga mainan itu bisa menunjang proses pembelajaran dan tumbuh kembang si buah hati.

Perusahaan mainan edukatif Fisher Price melalui fasilitas risetnya, Play Lab juga melakukan hal yang sama.

Mereka mengaku menentukan kelompok usia produk sesuai dengan pertimbangan aspek fisik, kognitif, sosial, dan emosional anak.

Pada usia 6-9 bulan -misalnya, ketika anak sudah mulai belajar untuk bergerak, mainan yang diberikan haruslah yang bisa mengasah kemampuan motorik anak.

Director of Early Childhood Development Research Fisher Price, Deborah Weber mencontohkan salah satu mainan Fisher Price, yakni Musical Lion Walker.

Baca: Pengeluaran Liburan Keluarga Lebih Bermanfaat Ketimbang Beli Mainan Anak

Mainan edukatif itu dirancang untuk mengembangkan kemampuan fisik anak tumbuh lebih cepat.

"Musical lion walker bisa membantu anak untuk duduk dan berdiri sehingga baik untuk perkembangan skill fisik."

"Juga bisa memainkan detailnya, seperti roller dan mainan kecilnya. Mereka bisa memahami kenapa hal itu bisa terjadi."

Demikian dipaparkan Deborah dalam diskusi di Mamain Eat & Play, Jakarta Selatan, Rabu (11/4/2018).

Seiring dengan perkembangan teknologi, Deborah mengungkapkan pentingnya metode STEM, yaitu Sains, Teknologi, Teknik (Engineering), dan Matematika dalam perkembangan anak usia dini.

Metode ini akan menstimulasi anak untuk memecahkan masalah, fokus pada solusi, membangun cara berpikir logis dan sistematis, serta mempertajam kemampuan berpikir kritis.

Kemudian untuk tiga tahun ke atas, Deborah mencontohkan mainan Code-A-Pillar dari Fisher Price, yang memiliki bentuk seperti ulat.

Baca juga: Orangtua, Perhatikan Kualitas Mainan Anak Saat Membelinya

Pada usia tiga tahun ke atas, anak sudah semakin aktif secara fisik. Mereka juga mulai mengenali huruf dan angka serta mampu mengikuti instruksi.

Pada mainan Code-A-Pillar, anak ditantang untuk menyusun bagian tubuh ulat dengan bagian-bagian yang memiliki fungsi arah masing-masing.

Anak akan terstimulasi untuk menganalisa bagaimana si ulat bisa mencapai tujuan tertentu dengan susunan bagian yang tepat.

Mainan ini adalah contoh pemanfaatan teknologi untuk belajar anak. "Dari mainan Code-A-Pillar kita mengenalkan teknologi, anak belajar warna sebagai pembelajaran sains, juga terstimulasi otak matematisnya."

"Saat menyusun bagian ia juga belajar segmen, itu semua teknologi," kata dia.

Deborah menekankan, setiap orangtua pasti ingin memberikan bekal keterampilan yang baik bagi anaknya.

Momentum tersebut juga menjadi saat yang penting bagi orangtua untuk menyaksikan perkembangan anak secara langsung.

Secara umum, mainan yang bisa merangsang kreativitas dan daya pikir anak adalah mainan yang bisa memberi beragam manfaat dari satu perangkat tersebut.

"Yang bisa dimainkan dalam berbagai cara. Tidak ada aturannya, tapi anak bisa berkreasi membuat apa yang mereka mau," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com