Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahamilah, Kapan Waktu Terbaik Kenalkan Gawai pada Anak

Kompas.com - 11/04/2018, 19:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Candu gawai saat ini banyak menyerang anak-anak.

Di dalam negeri, fenomena ini memaksa Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) membuka layanan pengaduan anak yang kecanduan gawai.

KPAI meminta para orangtua di Indonesia lebih mewaspadai adanya perilaku adiksi dalam penggunaan gawai.

Padahal, saat ini teknologi terus berkembang. Kurikulum belajar pun banyak yang mulai mengenalkan teknologi.

Jadi, sebetulnya usia berapa anak boleh diperkenalkan dengan gawai dan teknologi?

Baca juga: Hati-hati, Kecanduan Gawai Bikin Anak Tak Mampu Pegang Pensil

Director of Early Childhood Development Research Fisher Price, Deborah Weber yang juga adalah pakar bidang perkembangan anak usia dini memberikan komentarnya. 

Menurut dia, tak ada usia pasti kapan anak boleh diperkenalkan dengan gawai dan teknologi.

Sebab, anak akan tergoda mempelajarinya segera setelah mereka mengenalnya.

"Sejak anak menyadari teknologi itu ada, pasti ia ingin mengetahui dan ingin menggunakannya."

Demikian diungkapkan  Deborah dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (11/4/2018).

Menurut dia, teknologi bukan hal yang harus dihindari, melainkan harus tetap dikenalkan, sesuai kebutuhan.

Baca juga: Bijak Mengenalkan Gawai pada Anak dari Generasi Alfa

Di sinilah peran orangtua harus benar-benar ditunjukkan. Orangtua harus memberi batasan dan menyaring teknologi apa saja yang bisa dan cocok dikenalkan pada anak.

Anak juga harus diajarkan mengenai waktu bermain agar tak berlebihan menggunakan gawai jika sudah mengenalnya.

"Pastikan ada batasan screen time dan traditional play," ucap Deborah.

Dalam waktu tersebut, para orangtua bisa memanfaatkannya untuk berinteraksi dengan anak dan memberinya banyak informasi.

"Orangtua bisa bermain dengan mereka, tetap mengawasi, bertanya pada mereka dan memberikan berbagai macam pengetahuan," ucap dia.

Permainan tradisional yang melibatkan fisik, menurut dia, tetap sangat penting untuk merangsang aspek fisik, kognitif, sosial, dan emosional anak.

Sehingga porsinya tetap harus seimbang dengan waktu bermain anak dengan teknologi.

Baca juga : Menatap Gawai Terlalu Lama Bikin Kulit Wajah Cepat Tua

Orang tua diimbau untuk bisa memilih mainan yang edukatif serta mengandung STEM (Sains, Teknologi, Teknik (Engineering), dan Matematika).

Mainan yang baik, kata Deborah, adalah mainan yang bisa dimainkan dalam berbagai cara dan membebaskan anak untuk berkreasi.

Hal penting lainnya adalah membiarkan anak merasakan pengalaman baru. Misalnya dengan belajar di taman bermain, museum, kebun binatang, dan lainnya yang bisa merangsang pengalaman sosial.

"Biarkan mereka merasakan pengalaman baru. Fokus kepada suasana sekitar untuk membangun pengalaman sosial," tutur Deborah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com