Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Bisa Kita Pelajari dari Gaya Busana Pria Jepang

Kompas.com - 13/04/2018, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber SCMP

Masaya Kuroki adalah pria Jepang kelahiran Perancis. Ia mendirikan merek Maison Kitsune bersama dengan Gildas Loaec. Kitsune awalnya didirikan pada tahun 2002 sebagai perusahaan rekaman yang akhirnya bercabang menjadi rumah mode.

Pada tahun 2014, Kuroki pindah dari Paris ke Jepang, di mana Maison Kitsune memiliki toko dan cabang, Cafe Kitsune, di Aoyama. Soal pilihan gaya, Kuroki memiliki pilihan tersendiri yang menjadi ciri khasnya.

“Ketika saya di LA, saya membeli tiga jaket jumper atau denim yang sama. Jaket denim vintage - itu adalah sesuatu yang membuat saya tergila-gila," paparnya.

Ia mengatakan kurang peduli dengan gaya sehari-hari. Menurutnya, pertanyaan tentang pilihan gaya sehari-hari seperti ' bagaimana kalian memilih gaya hari ini?' adalah hal yang aneh. Oleh karena itu, ia memilih busana yang simpel seperti kaus, jumper dan crew neck.

Pria Jepang tidak takut mengenakan aksesoris wanita. Saya tidak bisa mengatakan 100 persen pria Jepang adalah yang paling bergaya dan paling berkualitas. Tapi, mereka yang memiliki rasa ingin tahu paling besar, paling suka berpetualang," ucap Kuroki.

Ia juga berpendapat bahwa pria jepang yang sangat modis rela menghabiskan banyak uang untuk penampilan mereka. Namun, apa yang mereka kenakan semuanya berasal dari majalah. Mereka memakai apa yang ada di majalah, sampai detail seperti kaus kaki, tali sepatu. Mereka akan belajar dan melakukan penelitian tentang tren setiap musim.

5. Pelat mode

Stylist Tomoki Sukezane memulai karirnya pada majalah ikon pria Jepang Popeye.

“Saya selalu ingin bekerja di dunia mode dan pada saat itu, ketika itu satu-satunya pekerjaan yang bisa mendedikasikan diri untuk mode adalah menjadi stylist, jadi saya ingin menjadi salah satunya,” katanya.

Kini, Sukezane dikenal karena gaya dandy-esque yang khas dan ia padukan dengan tren terbaru. Ia telah memiliki ciri khasnya sendiri.

Menurutnya, pria Jepang sangat modis karena terdapat sikap samurai di mana semuanya diinternalisasi. Sikap ini juga yang kemudian diekspresikan dalam dunia mode.

"Sering kali ketika saya melakukan perjalanan ke seluruh Eropa di tahun 90-an, saya ditanya apakah saya gay karena saya memakai begitu banyak merek desainer yang bukan merupakan norma di Eropa pada saat itu," kata Sukezane.

"Kondisinya saat ini berubah dengan semakin banyak orang yang berani menerapkan fashion, tetapi untuk Jepang sejak tahun 90-an sudah ada lingkungan di mana orang bebas memakai apa yang mereka inginkan. Itu sebabnya Jepang lebih maju dalam mode," tambahnya.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com