Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/04/2018, 06:18 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Untuk bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tentu kita perlu mendapatkan energi dari makanan. Banyak orang mengira tidak makan seharian tak masalah bagi tubuhnya. Namun, apa benar tidak ada dampak buruk yang terjadi jika tak makan dalam sehari?

Selama delapan jam pertama, tubuh akan terus mencerna asupan makanan terakhir kita. Tubuh akan menggunakan karbohidrat yang tersimpan sebagai energi dan terus berfungsi seolah-olah kita akan makan lagi segera. Sekitar 25 persen glukosa digunakan untuk menggerakkan otak dan sisanya untuk jaringan otot dan sel darah merah.

Setelah delapan jam tidak makan, glukosa akan habis. Tubuh akan mulai memecah lemak yang disimpan dalam bentuk asam lemak untuk diubah menjadi energi. Bila energi dihasilkan dari lemak, maka tubuh akan menghasilkan zat keton, yaitu produk sampingan dari metabolisme lemak. Proses ini disebut dengan ketosis.

Jika kita benar-benar tak makan apapun seharian, tubuh akan terus menggunakan asam lemak untuk menciptakan energi sepanjang sisa waktu 24 jam dengan cepat.

Sayangnya, ada beberapa organ yang tidak bisa berfungsi dengan baik meski sudah mendapatkan energi dari asam lemak, contohnya otak. Otak adalah organ yang hanya bisa ‘makan’ glukosa saja. Maka itu, ketika ini terjadi otak akan mengalami gangguan fungsi.

Meski begitu, ketosis tidak selalu merupakan hal yang buruk. Hal ini sering dialami banyak atlet seperti pelari marathon, dan diet rendah karbohidrat juga sering memicu ketosis di tubuh untuk membantu penurunan berat badan. Dalam dosis kecil, seperti selama puasa intermiten, ketosis dapat memiliki manfaat bagi tubuh.

Baca juga : Ini yang Terjadi Jika Kita Menghindari Karbohidrat

Tetapi keadaan akan menjadi buruk, saat kita tidak makan seharian atau lebih dari 24 jam. Otak akan memutuskan untuk membutuhkan lebih dari sekedar keton untuk bertahan hidup. Tubuh akan mulai memecah protein ang akan digunakan sebagai bahan bakar. Kondisi ini disebut dengan autophay.

Protein yang dijadikan bahan energi akan diambil dari jaringan otot, karena pada jaringan tersebut tersimpan banyak protein pembangun otot. Jika kita tidak makan saat itu juga, tubuh akan terus mengambil protein untuk dijadikan energi dan membuat otot semakin menyusut.

Setelah protein dari otot habis dan jaringan otot sudah benar-benar menciut, tubuh akan terus mencari sumber protein lainnya. Satu-satunya sumber energi yang tersisa adalah jaringan dan organ tubuh sebagai penyimpanan protein terbesar kedua dalam tubuh.

Dengan memecah protein jaringan dan organ tubuh, kita mungkin dapat bertahan hingga tiga minggu atau bahkan sampai 70 hari, tergantung pada apakah kita tetap terhidrasi atau masih memiliki banyak cadangan lemak untuk digunakan sebagai energi. Jika hal ini terus berlanjut sampai berminggu-minggu bisa mengancam jiwa.

Sering tidak makan seharian dalam satu waktu dapat menyebabkan efek samping dan meningkatkan risiko untuk komplikasi tertentu. Tidak makan seharian lebih dari dua kali per minggu dapat meningkatkan risiko terkena aritmia (irama jantung yang tidak beraturan) jantung dan hipoglikemia (berkurangnya kadar gula darah)

Orang yang memiliki gangguan makan, diabetes tipe 1, sedang hamil atau menyusui, berusia di bawah 18 tahun, dan sedang dalam pemulihan operasi, sangat rentan terhadap efek dari tidak makan seharian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com