Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/04/2018, 21:21 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

 

KOMPAS.com - Setiap ejakulasi pria menghasilkan jumlah sperma yang berbeda-beda. Katanya, semakin banyak jumlah sperma dapat membantu seseorang cepat memiliki keturunan.

Pasalnya, jika semakin banyak jumlah sperma yang dihasilkan saat ejakulasi, maka peluang untuk membuahi sel telur akan lebih besar.

Jumlah sperma normal dalam sekali ejakulasi yakni sekitar 15 juta hingga lebih dari 200 juta sperma per mililiter air mani. Seorang pria dianggap memiliki jumlah sperma yang rendah jika  kurang dari 15 juta sperma per mililiter atau kurang dari 39 juta sperma per ejakulasi.

Masalahnya, penurunan jumlah sperma berbanding lurus dengan peluang untuk membuat pasangan mencapai kehamilan.

Bila memang pembuahan tak kunjung terjadi, mungkin jumlah sperma yang kamu hasilkan kurang banyak. Tanpa disadari, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan jumlah sperma pada pria menurun. Apa saja?

1. Berendam di air panas

Ilustrasi berendam air panasfrancescoch Ilustrasi berendam air panas
Peneliti di University of California menemukan bukti bahwa testis yang terkena suhu terlalu panas bisa berakibat buruk pada produksi sperma. Testis yang terendam di air yang terlalu panas bisa terganggu kerjanya dalam memproduksi sperma.

Jadi jumlah sperma yang dihasilkan akan lebih sedikit dibandingkan dengan biasanya. Hal ini dikarenakan suhu ideal pembentukan sperma yaitu lebih rendah beberapa derajat dibandingkan dengan suhu tubuh. Oleh karena itulah testis berada menggantung di luar tubuh.

Baca juga : Lebih Sehat Mana: Mandi Air Panas Atau Air Dingin?

2. Merokok

Ilustrasi merokok dan minum minuman beralkoholSteve Mason Ilustrasi merokok dan minum minuman beralkohol
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Reproductive Health menunjukkan bahwa kuantitas merokok pada pria memengaruhi produksi jumlah sperma. Semakin sering kebiasaan ini dilakukan maka akan semakin sedikit pula jumlah sperma yang dihasilkan.

Selain itu, merokok dengan menggunakan bahan selain tembakau, ganja misalnya telah terbukti dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas sperma.

Baca juga : Berhenti Merokok Bikin Kulit Wajah Pria Lebih Segar

3. Menyimpan ponsel di saku celana

Ilustrasi menyimpan ponsel di kantong celanajuststock Ilustrasi menyimpan ponsel di kantong celana
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Reproductive BioMedicine menyatakan bahwa menyimpan ponsel di saku celana bisa menurunkan produksi sperma.

Peningkatan suhu dan aktivitas elektromagnetik pada handphone bisa menyebabkan penurunan jumlah sperma, tingkat motilitas (gerakan sperma), dan bentuk sperma yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang menaruh ponsel di tas.

Sebanyak 47 persen kasus dengan kondisi ini telah ditemukan terutama pada pria yang menyimpan ponselnya di saku celana sepanjang siang hari.

Baca juga : Jangan Mengakses Pornografi Lewat Ponsel, Mengapa?

4. Kurang tidur

Ilustrasi kurang tidurg-stockstudio Ilustrasi kurang tidur
Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Fertility & Sterility menemukan bukti bahwa pria yang tidur kurang dari enam jam semalam memiliki sperma yang berpeluang 31 persen lebih rendah untuk membuahi sel telur dibandingkan dengan mereka yang memiliki cukup tidur yakni sekitar 7 sampai 8 jam per malam.

Namun, tidur yang terlalu lama juga tidak bagus untuk kesuburan. Oleh karena itu, cobalah untuk menerapkan pola tidur yang cukup yakni sebanyak 7 sampai 8 jam per malam untuk mendapatkan manfaat maksimal.

Baca juga : Dampak Kurang Tidur: Dari Cepat Pikun Sampai Depresi

5. Demam

Ilustrasi demamWavebreakmedia Ltd Ilustrasi demam
Elaine de Quadros, DHSc, seorang pengawas laboratorium andrologi dan laboratorium bersertifikat di The Fertility & Pusat IVF Miami menyatakan bahwa mengalami demam tinggi bisa menyebabkan terjadinya gangguan produksi sperma sementara pada seorang pria.

Saat demam, seluruh tubuh pria menjadi panas, termasuk testis. Membutuhkan waktu selama 72 hari dari sperma mulai kembali diproduksi dan akan dikeluarkan melalui ejakulasi.

Oleh karena itu, jika seorang pria mengalami demam selama dua hari biasanya jumlah sperma akan pulih dan berada dalam jumlah normal pada jangka waktu 2 hingga 3 bulan ke depan.

6. Alkohol dan kafein

Ilustrasi minuman beralkohol.Thinkstockphotos Ilustrasi minuman beralkohol.
Setiap minuman beralkohol dapat menurunkan kadar testosteron yang bisa menyebabkan penurunan kualitas dan jumlah sperma. Bukan hanya sperma yang akan terpengaruh, akan tetapi alkohol juga bisa membuat gairah seksual menurun dan menyebabkan impotensi.

Dikutip dari Prevention, pria yang menenggak lima minuman atau lebih dalam seminggu memiliki 33 persen jumlah sperma yang lebih rendah dibandingkan dengan pria yang hanya meminum 1 hingga 5 minuman setiap minggunya.

Tak hanya alkohol, kafein yang dikonsumsi berlebihan juga bisa menurunkan jumlah sperma. Untuk itu, batasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein dengan hanya mengonsumsinya 1 sampai 2 cangkir per hari.

Baca juga : 7 Mitos Tentang Minuman Beralkohol

7. Terkena senyawa kimia

Ilustrasi paparan bahan kimiashih-wei Ilustrasi paparan bahan kimia
Bahan kimia dan beracun seperti pestisida, pelarut, dan berbagai logam berat dapat menurunkan jumlah sperma dan meningkatkan risiko kelainan sperma.

Oleh karena itu, para pria yang bekerja di daerah yang setiap harinya terkena racun perlu mengenakan pakaian pelindung dan masker wajah untuk menghindari paparan langsung dari berbagai bahan kimia berbahaya.

Selain itu penting untuk diketahui bahwa BPA atau zat kimia yang ditemukan dalam plastik berbentuk botol air minum, wadah makanan, serta lapisan kaleng alumunium bisa membahayakan jumlah sperma di dalam testis.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Fertility & Sterility melaporkan fakta bahwa pria dengan tingkat BPA yang lebih tinggi di dalam urinenya memiliki jumlah dan kualitas sperma yang lebih rendah dibandingkan dengan pria yang tingkat BPAnya lebih rendah.

Untuk itu, hindari wadah makanan dan minuman berbahan dasar plastik dan kaleng. Jangan sekali-kali memilih botol minum bernomor daur ulang 3 dan 7 karena cukup berbahaya dan berisiko tinggi mencemari air di dalamnya.

Kamu bisa mengecek label dan nomor kode ini di bagian bawah botol sebelum membelinya. Usahakan untuk membawa botol minum dari rumah dan pastikan saat membelinya tertera tulisan BPA free untuk memastikan bahwa botol aman dari zat ini.

8. Suplemen testosteron dan steroid

Ilustrasi suplemen dan obat-obatanPurestock Ilustrasi suplemen dan obat-obatan
Suplemen testosteron sering diandalkan untuk orang-orang dengan gairah seksual yang rendah. Sedangkan steroid anabolik yang berisikan zat sintetis yang mirip dengan hormon testosteron biasanya digunakan secara ilegal untuk membangun otot dan massa tubuh para atlet.

Ketika seorang pria mengonsumsi testosteron buatan dari luar, tubuh akan secara otomatis berpikir bahwa kadar hormon dalam tubuh meningkat dan menghentikan produksi testosteron alami. Padahal testosteron alami sangat diperlukan oleh tubuh untuk memproduksi sperma.

Biasanya, penggunaan testosteron buatan ini tidak menyebabkan kerusakan permanen asalkan tidak digunakan secara berlebihan. Umumnya, setelah tiga bulan sejak penggunaan suplemen dan steroid dihentikan, tubuh akan kembali memproduksi sperma.

Baca juga : Mengenal Steroid dan Efeknya untuk Membesarkan Otot

9. Obat-obatan tertentu

Ilustrasi obat-obatantheevening Ilustrasi obat-obatan
Calcium channel blockers dan beta blocker yang sering digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, obat kemoterapi, dan perawatan kanker lainnya merupakan jenis obat yang dapat mengganggu produksi sperma.

Oleh karena itu, bagi kamu dan pasangan yang sedang atau merencanakan kehamilan dalam waktu dekat perlu membicarakannya ke dokter terkait untuk menanyakan jenis obat yang digunakan dalam pengobatan apakah termasuk yang memengaruhi kualitas dan kuantitas sperma atau tidak.

10. Obesitas

Ilustrasi obesitas, kegemukan, mengukur lingkar pinggangnito100 Ilustrasi obesitas, kegemukan, mengukur lingkar pinggang
Shahin Ghadir, MD, FACOG, seorang dokter kandungan dan ahli endokrinologi reproduksi di Amerika menyatakan bahwa kelebihan berat badan akan berdampak negatif pada jumlah sperma, motilitas (gerakan) sperma, dan morfologi (ukuran dan bentuk) sperma.

Pasalnya lemak yang berlebih di dalam tubuh bisa mengubah testosteron menjadi estrogen dan estrogen yang berlebih dapat merusak pertumbuhan dan kualitas sperma.

Berbagai hal dan kebiasaan di atas bisa mengancam jumlah sperma di dalam testis. Oleh karena itu, cara terbaik untuk menjaganya tetap normal ialah dengan menghindari penyebabnya dan tentunya menerapkan pola hidup sehat setiap hari.

Baca juga : Mengatur Pola Diet, Kunci Utama Dalam Mengatasi Obesitas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com