Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Kekayaan Seseorang Tercermin pada Wajahnya?

Kompas.com - 18/04/2018, 09:32 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Sebuah riset baru yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology melaporkan jika ada kemungkinan besar kita dapat mengetahui apakah seseorang itu kaya atau miskin hanya dengan melihat wajahnya.

"Hubungan antara kesejahteraan dan kelas sosial telah dibuktikan oleh penelitian sebelumnya," ucap R. Thora Bjornsdottir, selaku salah satu peneliti dalam riset ini.

Menurutnya, orang dengan banyak uang cenderung hidup lebih bahagia, lebih tenang dibandingkan mereka dengan tingkat ekonomi yang rendah. Periset menunjukkan bahwa perbedaan kesejahteraan ini benar-benar tecermin dalam wajah.

Dalam riset ini, R. Thora Bjornsdottir bekerja sama dengan Nicholas O. Rule seorang profesor psikologi dari University of Toronto.

Riset dilakukan dengan merekrut mahasiswa tingkat akhir sebagai subjek penelitian dengan menunjukan foto hitam putih dari 80 pria kulit putih dan 80 wanita kulit putih. Tidak ada foto yang menunjukkan tato atau tindikan.

Setengah dari foto-foto itu adalah orang-orang yang menghasilkan lebih dari 150.000 dolar atau sekitar Rp 2 milyar per tahun, yang dikategorikan sebagai masyarkat kelas atas, dan setengah lainnya adalah orang-orang yang berpenghasilan di bawah 35.000 dolar atau Rp 481 juta per tahun yang dianggap sebagai kelas pekerja.

Ketika peserta diminta untuk menebak kelas orang-orang di foto, sebesar 68 persen peserta riset melakukannya dengan benar, secara signifikan lebih tinggi dari kemungkinan acak.

"Saya tidak mengira efeknya akan cukup kentara, terutama mengingat betapa tipis perbedaannya pada wajah, Itu bagian paling mengejutkan dari penelitian ini," papar Nicholas O. Rule.

R. Thora Bjornsdottir juga menambahkan bahwa peserta riset tidak benar-benar mengetahui petunjuk apa yang mereka gunakan ketika mereka membuat penilaian ini.

"Jika kalian bertanya kepada mereka mengapa memilih si A lebih katya dari si B, mereka tidak tahu. Mereka tidak sadar bagaimana mereka melakukan ini," paparnya.

Namun untuk memastikan hal ini, periset mencoba mengamati foto-foto tersebut dengan menggunakan fitur zoom. Hasilnya, periset menemukan bahwa subjek masih bisa menebak dengan benar ketika mereka hanya melihat mata dan mulut sebagai petunjuk terbaik.

Tapi, tidak ada bagian khusus yang bisa dipakai sebagai indikator lain untuk menentukan hal ini.

Ilustrasi pria kayabeer5020 Ilustrasi pria kaya
Baca :Pilih Mana: Gaji Besar Atau Pekerjaan yang Memuaskan?

"Ini bisa terjadi kemungkinan karena pola-pola emosi yang diukir di wajah mereka dari waktu ke waktu. Kontraksi otot-otot tertentu dapat mengarah pada perubahan struktur wajah yang dapat ditangkap oleh orang lain, bahkan jika mereka tidak menyadarinya," kata Bjornsdottir.

Ketika para peneliti menunjukkan foto orang-orang yang tampak sangat bahagia kepada para peserta, mereka tidak dapat memprediksi status sosial ekonomi orang dalam foto tersebut secara tepat.

Oleh karena itu, status sosial seseorang ternyata bisa dilihat dengan tepat ketika orang-orang itu menggunakan ekspresi netral.

"Seiring waktu, wajah kalian terbentuk untuk secara permanen mencerminkan dan mengungkap pengalaman dan perasaan kalian. Bahkan ketika kita berpikir kita tidak mengungkapkan sesuatu, efek dari emosi itu masih ada," tambah Rule.

Untuk menunjukan bagaimana pengaruh kesan pertama pada dunia nyata, peneliti meminta peserta memprediksi siapakah orang-orang di foto tersebut yang berpotensi besar menjadi akuntan. Hasilnya, sebagian besar peserta riset memilih orang-orang dari kelas atas yang berpeluang besar menjadi akuntan.

Ini menunjukkan bahwa penilaian pada kesan pertama ini dapat menciptakan dan memperkuat  prasangka. Oleh karena itu, periset menyimpulkan bahwa persepsi kelas sosial berbasis wajah ini memiliki konsekuensi yang penting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com