Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/04/2018, 10:10 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

Hal yang terpenting adalah hindari melakukan diet karena ikut-ikutan teman saja atau alasan diet tersebut sedang populer. Hal ini akan menimbulkan dampak yang kurang baik. Dari segi kesehatan, diet yang salah bisa menimbulkan gangguan lambung, kantong empedu, hingga gangguan pada pankreas.

Apakah boleh mengganti diet?

Mengganti diet boleh saja dilakukan, karena kondisi setiap orang bisa berubah-ubah dan tergantung dari preferensi orang tersebut. Contohnya, jika sebelumnya kamu menjalankan diet dengan tujuan menurunkan berat badan dan telah berhasil sesuai target, kamu bisa ganti ke diet lainnya.

Dalam hal ini, kembalilah ke rekomendasi diet gizi seimbang, dengan pembagian porsi sebagai berikut:

  • Karbohidrat: 50-60 persen
  • Protein: 15-20 persen
  • Lemak: 25-30 persen

Kebutuhan protein juga bisa dihitung berdasarkan berat badan, yaitu 0,8-1,2 gram/kilogram berat badan per hari. Misalnya berat badan Anda adalah 60 kilogram, maka kebutuhan proteinnya 0,8 gram protein dikalikan dengan 60 kilogram, yaitu 48 gram protein. Jadi kebutuhan protein sehari kamu adalah antara 48 sampai 72 gram protein per hari.

Menerapkan prinsip gizi seimbang ini dapat dengan mudah dilakukan dengan mengikuti bentuk piring makanku oleh Kementrian Kesehatan.

Piring makanku ini menggambarkan anjuran makan sehat dalam satu kali makan, di mana separuh (50 persen) dari total jumlah makanan setiap kali makan adalah sayur dan buah. Sedangkan separuhnya lagi adalah makanan sumber karbohidrat (makanan pokok) dan makanan sumber protein (lauk pauk).

Meskipun tidak masalah mengubah diet, sebaiknya jangan mudah terpancing oleh diet yang menjanjikan hasil yang instan. Pasalnya, tidak ada cara diet yang tepat menunjukkan hasil yang kilat. Dampak mengganti-ganti diet karena ikut-ikutan teman bisa menimbulkan efek yo-yo.

Diet adalah cara hidup yang kamu pakai seterusnya, jadi memang lebih baik pilih yang sesuai dengan kebutuhan, jangan didasarkan dengan kebutuhan orang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com