Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/04/2018, 07:40 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Apa kamu termasuk orang yang suka menghirup bau mobil baru? Aroma khas yang tertinggal di jok, dasbor, dan semua interior mobil bisa membuat betah berlama-lama berada di dalamnya.

Namun di balik itu semua, menghirup aroma mobil baru ternyata menyimpan sejumlah bahaya untuk kesehatan.

Mungkin sampai saat ini kamu terheran-heran kenapa bisa menyukai bau mobil baru sementara orng lain tidak demikian.

Meski belum bisa diketahui secara pasti, para ilmuwan menduga hal ini disebabkan oleh sensitivitas hidung untuk mencium bau yang berkaitan dengan kenyamanan dan gairah.

Ketika mencium aroma tertentu, saraf penciuman hidung akan mengirimkan informasi sensorik tersebut ke area otak yang berperan memproses emosi dan membentuk ingatan.

Ambil contoh, mencium bau mobil baru cenderung membuat kita berpikir tentang kemewahan dan perasaan puas dengan pencapaian setelah bekerja dan sukses menabung sekian lama.

Karena itu, kita jadi sangat menyukai bau mobil baru berkat emosi dan ingatan positif yang dihadirkannya.

Dilansir dari laman Reader’s Digest, Robert Weitz, seorang pakar mikroba sekaligus pendiri RTK Environmental Group, bau mobil baru yang kita cium sebenarnya berasal dari senyawa organik yang mudah menguap yang disebut dengan VOC (volatile organic compound).

VOC berasal dari campuran bahan yang digunakan untuk membuat interior mobil, di antaranya poliuretan atau poliester, brominated flame retardants (BFR), kromium, timbal dan berbagai cat, plastik, dan sealant (perekat).

Semakin lama kita mencium bau mobil baru, maka semakin banyak gas VOC yang terhirup ke dalam tubuh. Akibatnya, gas hasil VOC akan semakin cepat menyebabkan sakit kepala, gangguan pernapasan, nyeri otot, dan nyeri sendi.

Tidak hanya itu, para peneliti menemukan bahwa lebih dari 275 bahan kimia yang terdapat di dalam interior mobil dapat meningkatkan risiko cacat lahir, gangguan belajar, hingga masalah hati.

Gas VOC yang menjadi asal muasal bau mobil tersebut juga disinyalir dapat menyebabkan kanker.

Baca juga : Seberapa Efektif Masker Melindungi dari Bahaya Polusi Udara?

Terlebih, para peneliti mengungkapkan bahwa bahan-bahan berbahaya seperti BFR, PVC, hingga phthalate dalam interior mobil sangat rentan terhadap kenaikan suhu.

Saat mobil dalam keadaan panas akibat paparan sinar matahari, konsentrasi berbagai senyawa berbahaya tersebut cenderung meningkat untuk kembali menghasilkan gas VOC yang semakin banyak dan berbahaya untuk kesehatan. Risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkannya pun pada akhirnya juga ikut meningkat.

Ilustrasi di dalam mobilvadimguzhva Ilustrasi di dalam mobil
Bagaimana cara mengatasinya?

Aroma khas mobil baru cenderung memudar setelah kita sering mengendarai mobil tersebut. Ini artinya, gas hasil VOC tadi akan ikut menghilang secara perlahan.

Akan tetapi, ingat bahwa bahan-bahan pemicu VOC dapat muncul lagi saat mobil kepanasan, terlebih ketika mobil berada di bawah terik matahari dalam waktu lama.

Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan membuka jendela lebar-lebar untuk mengeluarkan udara panas dan pengap yang terjebak di dalam mobil.

Selain itu, hindari berlama-lama di dalam mobil baru agar bau khas mobil tidak banyak terhirup dan masuk ke paru-paru. Walaupun kamu menyukainya, lebih baik menjaga kesehatan, bukan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com