Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelatih Fisik Ronaldo Ajak Warga Indonesia Ubah "Mindset" soal Makan

Kompas.com - 19/04/2018, 12:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 72 persen warga di 11 negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia, setuju bahwa sarapan adalah waktu makan yang paling penting dibanding makan siang dan malam.

Survei tersebut dilakukan perusahaan nutrisi global, Herbalife Nutrition di 11 negara, dengan  5.500 responden.

Hasil survei itu sejalan dengan survei di Indonesia. Ternyata, 88 persen masyarakat Indonesia menyantap sarapan di rumah. Hanya empat persen yang tidak melakukan sarapan.

Sementara, lima persen lainnya menyantap sarapan di tempat kerja, dan tiga persen di jalan menuju tempat kerja.

"Kami bangga mengetahui mayoritas masyarakat di Asia Pasifik termasuk di Indonesia memahami pentingnya sarapan setiap harinya."

Begitu kata Senior Director & General Manager Herbalife Andam Dewi di Hotel Mulia Senayan, Rabu (18/4/2018) kemarin.

Nutrisi seimbang

Namun, survei juga menunjukkan, sarapan yang dikonsumsi orang Indonesia masih belum memenuhi nutrisi yang seimbang.

Porsi karbohidrat pada saat sarapan disebut masih terlalu banyak.

Berdasarkan survei yang sama, 40 persen konsumen Indonesia menganggap karbohidrat sebagai nutrisi penting dalam sarapan.

Faktanya, masih banyak masyarakat yang mengkonsumsi makanan tradisional sarat karbohidrat (56 persen) dan minuman panas (41 persen).

Padahal, Andam menjelaskan, porsi makanan seimbang menurut filosofi Herbalife Nutrition terdiri dari 40 persen karbohidrat, 30 persen protein, 30 persen lemak, 25 gram serat, serta delapan gelas air mineral per hari.

Konsumsi rata-rata orang Indonesia

Di kesempatan yang sama, Vice President Worldwide Sport Performance & Fitness Herbalife Nutrition, Samantha Clayton turut menghitung jumlah kalori yang dikonsumsi rata-rata orang Indonesia dalam sehari.

Satu piring nasi menurut dia mengandung sekitar 200 kalori. Padahal, banyak masyarakat yang mengkonsumsi sarapan tradisional di Indonesia dengan porsi karbohidrat hingga dua piring.

Artinya, konsumsi nasi saja sudah mencapai sekitar 400 kalori. Angka itu belum termasuk dengan lauk pauknya.

Apalagi jika ditambah minum kopi yang kalorinya bisa mencapai 400.

Padahal, rata-rata orang sebaiknya hanya mengkonsumsi 2.000 kalori setiap harinya.

"Nasi saja sudah 400 kalori, lalu ditambah daging, sosis, dan lainnya bisa jadi sarapan 700 kalori atau lebih."

"Itu hampir setengah dari 2.000 kalori hanya dalam sekali makan," kata Samantha.

Ubah "mindset"

Samantha yang juga merupakan pelatih fisik pesepakbola Cristiano Ronaldo itu menyarankan agar masyarakat mulai mengubah pola pikirnya dalam mengatur porsi makanan.

Saat makan, Samantha menyarankan agar kita mendahulukan protein.

Protein dianggap sangat esensial untuk tubuh. Selain itu, protein tidak hanya mengenyangkan tapi bisa menjaga rasa kenyang tersebut lebih lama ketimbang karbohidrat.

Anjuran untuk mendahulukan protein juga selalu diberikan Samantha untuk para atlet muda.

"Mindset itu yang harus diubah. Mulailah dengan porsi kecil. Protein sangat esensial dan dipertimbangkan sebagai nutrien pertama," ujar Samantha.

"Seperti namanya, 'protein'. Berasal dari bahasa Yunani disebut 'protos' yang artinya nutrien pertama," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com