Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Yasmina Hasni
Praktisi Parenting

Praktisi parenting. Co-founder Taman Main Petualang. Ibu dua anak.

Membesarkan Anak Lelaki yang Bertanggung Jawab

Kompas.com - 20/04/2018, 17:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Konsekuensi adalah elemen penting dalam kehidupan setiap manusia yang menjadikannya mengenal rasa tanggung jawab dan memahami bahwa kita tidak bisa hidup dengan bergantung pada manusia lain, terus menerus.

Karena itu, hal yang terpenting dari membesarkan anak adalah membimbingnya menjadi manusia yang interdependen.

Apa itu interdependen?

Sebelumnya, mari kita tanyakan dulu kepada diri sendiri, sebetulnya karakter seperti apa yang paling kita inginkan dari anak?

Benarkah kita ingin memiliki anak yang sangat mandiri sehingga mampu melakukan semuanya tanpa bantuan orang lain sama sekali?

Atau, kita justru tidak bisa mempercayai anak yang karenanya tidak mau melepas dia melakukan apa pun sendiri?

Sebab, ternyata ada tiga jenis yang membedakan kemandirian ini, yaitu independen, dependen, dan interdependen. Di buku The Attachment Parenting Book-nya dr Sears, ada poin yang menjelaskan perbedaan ketiga istilah ini.

Membesarkan seorang anak dengan koneksi yang kuat artinya memberikan tujuan agar ia tumbuh menjadi manusia yang interdependen.

Apa sih itu? singkatnya begini:

  1. Orang yang dependen:
    “YOU do it for me” – Ia berharap ada orang yang terus melakukan segalanya untuk dia, ia bergantung terus pada keberadaan orang lain. Biasanya ini buah dari pengasuhan yang permisif dan memanjakan.
  2. Orang yang independen:
    “I do it MYSELF” – Ia merasa bahwa dirinya dapat melakukan segala hal sendirian, enggak perlu orang lain dan cenderung memikirkan kepentingannya sendiri di atas segalanya. Individualis. Karakter ini cenderung menjadi buah dari pengasuhan disiplin keras.
  3. Orang yang interdependen:
    “WE do it” – Ia cenderung menjadi orang yang bijak karena mampu mendengarkan orang lain, mampu berkolaborasi, dan get the most out of their relationships while asking the most of themselves as well. Ia bisa melakukan banyak hal sendiri dan atau bersama orang lain.

Iya, jadi, orang yang independen akan menjadi leader tetapi terikat kepada dirinya terlalu banyak. Dia bisa melewatkan banyak kesempatan untuk lebih berkembang karena tidak mau berurusan dengan orang lain.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke