Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Abaya Modern Jadi Kontroversi di Arab Saudi...

Kompas.com - 20/04/2018, 19:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber AFP

KOMPAS.com - Dipenuhi dengan berbagai warna, gaun abaya untuk olahraga pernah dianggap sebagai simbol pemberontakan budaya di Arab Saudi.

Kini, hal tersebut telah menjadi normal dan bisa diterima di masyarakat. Foto-foto atlet wanita yang berlarian di Laut Merah, Jeddah, menjadi viral sejak bulan lalu.

Hal ini memulai memicu perdebatan baru tentang kebebasan busana bagi perempuan di negara di mana pakaian serba hitam di muka umum, adalah hal wajib.

Beberapa pegiat budaya melampiaskan kemarahannya lewat medial sosial, menyebut fenomena itu sebagai pelanggaran tradisi.

Baca juga: Perempuan Arab Saudi Tak Harus Pakai Abaya

Namun, laju kritikan tersebut mampu diredam, setelah Putra Mahkota Mohammad bin Salman mengatakan, abaya -dalam bentuk apa pun, tidak wajib dalam Islam.

Lalu, hingga keputusan resmi muncul, desainer Eman Joharjy menggunakan kesempatan dengan menciptakan abaya yang lebih beragam, dan mendobrak aturan konservatif.

"Ada permintaan besar. Membuat pakaian ini dalam berbagai warna adalah bentuk kekuatan."

Seperti dikutip dari kantor berita AFP, desainer berusia 43 tahun tersebut membuat abaya dalam berbagai warna, seperti hijau, krem, dan putih dengan bahan yang sejuk.

Ia menggunakan kain alami, termasuk poplin Perancis, yang tidak melekat pada tubuh yang berkeringat.

Memulai tren ini bukanlah hal yang mudah bagi Joharjy. Ia bahkan pernah dihujat sebagai penjahat sosial dan dicemooh ketika dia mulai merancang abaya olahraga pada tahun 2007.

"Ada sedikit pemberontakan tetapi saya merancangnya untuk diri saya sendiri, karena itu praktis," kata dia.

"Cukup menggunakan ritsleting dan kalian siap untuk beraktivitas," tambah dia.

Joharjy menentang pepatah populer di Arab Saudi yang mengatakan, abaya harus berwarna hitam.

Abaya telah berevolusi selama bertahun-tahun, dengan pola, kain, hiasan baru, dan kadang-kadang dikenakan di kerajaan dengan topi bergaya bisbol di atas jilbab.

Model terbaru yang menarik perhatian adalah abaya bertema sepak bola -dalam warna tim lokal, cara baru bagi penggemar olahraga wanita untuk menyemangati pemain favorit mereka.

Baca: Untuk Pertama Kali, Arab Saudi Gelar "Fashion Show"

Tren mode seperti itu mendapatkan momentum di tengah-tengah upaya liberalisasi kerajaan, termasuk dekrit kerajaan yang mengizinkan perempuan mengemudi dan memasuki stadion olahraga.

Pemerintah setempat juga berusaha untuk memulai agar wanita bisa berolahraga dan mempelajari olahraga, setelah larangan dicabut pada tahun 2014.

Para pejabat Saudi baru-baru ini mengumumkan, perempuan akan dapat berpartisipasi dalam maraton internasional Riyadh tahun depan.

Sebelumnya, acara itu merupakan acara khusus laki-laki.

Perempuan yang berolahraga di depan umum pernah menjadi sasaran polisi syariah. Namun kini, sebagian besar telah dihilangkan. Hal ini berkembang dalam beberapa tahun terakhir.

"Undang-undang sangat jelas dan diatur dalam hukum syariah bahwa perempuan harus mengenakan pakaian yang layak dan terhormat, seperti laki-laki," kata Pangeran Muhammad.

"Bagaimana pun, tidak secara khusus menentukan abaya hitam. Itu sepenuhnya kembali pada perempuan untuk memutuskan apa jenis pakaian sopan dan hormat untuk dipakai," tambahnya.

Ulama Muslim Sheikh Ahmed bin Qassim al-Ghamdi juga bersuara.

Dia menambahkan hal baru ke dalam perdebatan saat menolak pandangan lama bahwa hitam adalah satu-satunya warna untuk abaya yang diizinkan dalam Islam.

"Jubah itu dimaksudkan untuk mempertahankan tampilan yang sederhana dan tidak harus menjadi hitam," kata mantan kepala polisi agama di Mekah ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com