KOMPAS.com - Orang merokok dihantui oleh segudang risiko kesehatan yang membahayakan. Begitu juga berbagai risiko komplikasi akibat obesitas yang tidak boleh disepelekan.
Keduanya sama-sama berbahaya, tapi jika harus dibandingkan, mana yang lebih merusak kesehatan: merokok atau obesitas?
Menjadi perokok aktif dapat memotong hingga 14 tahun usia seseorang, tergantung dari jumlah rokok yang diisap setiap hari dan berapa lama catatannya sebagai perokok aktif.
Perkiraan ini pun belum menghitung angka harapan hidup yang hilang karena komplikasi merokok, seperti emfisema atau kanker paru, yang dapat merenggut lebih banyak lagi usia.
Sementara itu, obesitas bisa menghilangkan sekitar 8-10 tahun dari perkiraan usia seseorang, terutama untuk orang yang telah berusia 40-45 tahun.
Dilihat sekilas, merokok tampak lebih membahayakan. Para peneliti pun meyakini bahwa merokok memiliki risiko kematian yang lebih besar daripada obesitas.
Laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) terbaru menyebutkan setidaknya 2,8 juta orang meninggal setiap tahun akibat kelebihan berat badan atau obesitas, sementara merokok menyebabkan hampir 7 juta kematian per tahun.
WHO juga menunjukkan bahwa merokok akan menyebabkan lebih dari 8 juta kematian setiap tahun mulai pada tahun 2030 nanti.
Baca juga : Batas Aman Merokok Itu Tidak Ada
Perbedaan yang cukup tajam ini sedikit banyak dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat yang lebih tinggi terhadap bahaya berat badan berlebih. Hal ini kemungkinan besar juga ikut dipengaruhi oleh bagaimana masyarakat memandang obesitas.
Banyak orang yang menganggap merokok sebagai suatu hal yang sudah biasa, berbanding terbalik dengan memiliki berat badan berlebih.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.