Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, Tumpukan Lemak di Perut Jadi Indikator Kondisi Kesehatan

Kompas.com - 23/04/2018, 19:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Techtimes

KOMPAS.com - Obesitas adalah hal paling mengkhawatirkan bagi kesehatan manusia. Mereka yang dianggap "kelebihan berat badan" biasanya langsung dicap tidak sehat.

Namun, sebuah penelitian baru menunjukkan, seseorang tidak harus menjadi gemuk untuk dianggap tidak sehat.

Memang, jika orang tersebut memiliki perut yang "besar", ada kekhawatiran soal risiko kesehatan, dan bisa berakibat buruk bagi jantung.

Dilansir dari laman Techtimes, riset yang digelar dalam rentang waktu antara tahun 2000-2016 meneliti 1.700 responden, yang berusia di atas 45 tahun.

Dalam penelitian ini terungkap, responden yang memiliki tingkat indeks massa tubuh (BMI) normal, tetapi lemak di perutnya berlebihan, dua kali lebih besar berisiko mendapatkan serangan jantung.

Baca juga: Merokok Vs Obesitas, Mana yang Risiko Kematiannya Lebih Tinggi?

BMI adalah sistem yang digunakan untuk menghitung jumlah massa jaringan pada seseorang untuk mengkategorikan mereka dalam berat badan kurang, normal, atau berlebih. 

Biasanya, seseorang dengan BMI 25-29 akan dianggap kelebihan berat badan, dan jika jatuh pada angka 30 atau lebih, mereka akan dianggap obesitas.

Dr. Jose Medina-Inojosa dari Mayo Clinic menyatakan, perut adalah tempat pertama orang-orang biasanya menyimpan lemak.

Dari sana bisa muncul masalah jika orang tersebut memiliki jumlah lemak perut yang berlebihan.

"Perut biasanya adalah tempat pertama kami menyimpan lemak."

"Sehingga orang-orang diklasifikasikan sebagai kelebihan berat badan secara BMI, tetapi tanpa lemak perut mungkin memiliki lebih banyak otot, dan kondisi kesehatannya baik."

Otot di perut dapat membantu menyingkirkan kadar gula dan lemak.

Jadi, jika kita memiliki lemak di sekitar perut dan ukurannya melebihi pinggul, maka Jose Medina-Inojosa menyarankan kita berkonsultasi ke dokter.

Baca: Lima Tips Kebiasaan Makan untuk Menurunkan Berat Badan

Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

Medina-Inojosa menyarankan agar kita berolahraga sebanyak mungkin akan membantu membakar lemak di tubuh.

Kita juga perlu menghindari makanan yang penuh dengan karbohidrat untuk membantu meningkatkan massa otot.

Selain itu, dokter seharusnya tidak boleh berasumsi bahwa seseorang dengan BMI normal tak berisiko mengalami masalah jantung di kemudian hari.

Ia menganjurkan agar para dokter pun memeriksa pasien dengan obesitas sentral demi mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang risiko yang mungkin dialami oleh pasien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Techtimes
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com