Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/04/2018, 09:03 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Selain membuat kita sulit mendapatkan ukuran celana yang nyaman, memiliki perut buncit ternyata bisa jadi akar dari segala masalah kesehatan.

Apa saja masalah kesehatan yang bisa muncul akibat perut buncit?

Di dalam tubuh terdapat 2 jenis lemak, yakni lemak viseral (dalam rongga perut) dan lemak subkutan (berada di balik kulit).

Seseorang bisa memiliki perut buncit karena terjadi tumpukan jenis lemak viseral yang berlebihan.

Lemak ini membungkus organ-organ di dalam rongga perut seperti pankreas, hati, dan usus.

Menumpuknya lemak viseral ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. Mulai dari berat badan yang berlebih, kurangnya bergerak, kurang tidur, mengalami stres, kebiasaan makan yang buruk terutama sering makan makanan tinggi gula dan lemak trans, kondisi genetik, dan juga kondisi penuaan.

Bahayanya, lemak ini berbeda dengan lemak subkutan di balik kulit. Lemak viseral dapat memengaruhi fungsi hormon dalam tubuh.

Itu mengapa, lemak viseral ini memiliki dampak yang lebih berbahaya bagi kesehatan.

Perut buncit dapat diukur dari lingkar pinggang. Kalau lingkar pinggang sudah lebih dari 88 cm bagi perempuan, dan 102 cm bagi laki-laki, maka kamu perlu berhati-hati.

Baca juga : Waspadai, Tumpukan Lemak di Perut Jadi Indikator Kondisi Kesehatan

Semakin tingginya lemak viseral dalam perut atau semakin besar lingkar pinggang, maka risiko mengalami berbagai penyakit kronis meningkat, seperti:

1. Serangan jantung, penyakit jantung, dan stroke

Lemak viseral ternyata bisa memicu terjadinya peradangan sehingga berisiko menimbulkan penyakit jantung.

Dilansir dalam laman Web MD, Samuel Dagogo-Jack, MD, presiden American Diabetes Associattion mengatakan, lemak viseral yang membuat perut buncit adalah penghasil racun tubuh yang bekerja aktif, bukan hanya disimpan.

Di antara lemak-lemak viseral terdapat komponen kimiawi yang disebut dengan sitokin. Sitokin ini adalah zat yang meningkatkan risiko orang mengalami penyakit jantung.

Selain itu, tingginya lemak viseral juga berkaitan dengan tingginya kolesterol LDL (lemak jahat) di dalam tubuh.

Kolesterol LDL yang terlalu berlebihan dapat meningkatkan risiko terbentuknya plak di pembuluh darah.

Plak ini bisa menyumbat aliran darah di pembuluh darah jantung sehingga menimbulkan gangguan pada jantung bahkan serangan jantung.

Selain itu, kolesterol LDL yang juga bisa menyumbat bagian pembuluh darah di otak, sehingga dapat menimbulkan stroke.

Baca juga : 9 Kebiasaan yang Wajib Diterapkan untuk Menjaga Kesehatan Jantung

2. Diabetes tipe 2

Perut buncit akibat tumpukan lemak viseral dapat menggangu kerja insulin dan akhirnya risiko diabetes tipe 2.

Hal ini bisa saja terjadi meskipun kamu tidak memiliki riwayat keluarga yang diabetes melitus.

Dilansir dari laman Healthline, tumpukan lemak viseral menghasilkan retinol-binding protein yang dapat meningkatkan resistensi insulin. Sehingga, orang yang buncit memiliki risiko mengalami diabetes melitus yang lebih tinggi.

Baca juga : Dari Gorengan hingga Teh Manis, Indonesia Dikepung Penyebab Diabetes

3. Tekanan darah tinggi

Lemak viseral juga dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat.

Dilansir dalam American College of Cardiology, para peneliti menemukan bahwa keberadaan lemak viseral meningkatkan risiko terjadinya tekanan darah tinggi lebih besar 22% dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki lemak viseral atau tidak memiliki perut buncit.

Dalam laman American Heart Association dijelaskan bahwa lemak viseral ini dapat meningkatkan tekanan darah dengan memengaruhi kondisi ginjal.

Lemak viseral adalah lemak yang berada di sekitar organ-organ dalam di rongga perut, termasuk di sekitar ginjal dan kelenjar adrenal.

Kedua komponen ini adalah organ penting yang mengatur tekanan darah. Sehingga penekanan dari lemak viseral di sekitar ginjal dan kelenjar adrenal dapat memengaruhi peningkatan tekanan darah.

Baca juga : Apakah Tekanan Darah Tinggi dapat Disembuhkan?

4. Kanker

Di antara tumpukan-tumpukan lemak viseral akan dihasilkan senyawa bernama sitokin. Sitokin ini akan menimbulkan peradangan di dalam tubuh. Peradangan ini yang memicu berubahnya sel sehat menjadi sel kanker.

Jenis kanker yang paling sering terjadi akibat perut buncit adalah kanker payudara dan kolorektal.

Dilansir dalam laman Medical News Today, para peneliti menemukan bahwa lemak viseral juga menghasilkan zat yang bernama fibroblast growth factor-2 (FG2) lebih banyak dibandingkan dengan lemak subkutan.

Keberadaan FG2 ini akan mendorong sel-sel tubuh yang masih normal berubah menjadi sel kanker. Oleh karena itu, lemak viseral si pembuat perut buncit ini dianggap jenis lemak yang paling berbahaya.

Baca juga : Lingkar Pinggang Lebih 10 cm Saja Bisa Meningkatkan Risiko Kanker

Lalu bagaimana solusi untuk mencegahnya?

Pastinya kamu tidak ingin penyakit-penyakit berbahaya itu menghampiri karena perut buncit, bukan? Oleh karena itu, mulailah menjalankan pola hidup sehat.

Caranya adalah dengan mengatur pola makan dengan makanan seimbang dan tidak berlebihan, melakukan olahraga teratur, cukup istirahat, dan menghindari stres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com