Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hal Utama yang Bedakan Orang Kaya dan Orang "Kelas Menengah"

Kompas.com - 25/04/2018, 18:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Menjadi seorang jutawan dimulai dengan pola pikir. Namun, bagaimana cara menindaklanjuti ide-ide yang dimiliki juga sama pentingnya.

Dengan kata lain, seseorang juga perlu melakukan tindakan nyata, dan bukan hanya sekadar berangan-angan menjadi jutawan.

Dilansir dari laman CNBC, Keith Cameron Smith, seorang pakar keuangan dari Amerika Serikat, berbagi pengalaman saat menghabiskan dua tahun bekerja bersama para milyuner.

Selama berkerja dengan mereka, Smith juga mempelajari banyak hal, termasuk tindakan dan sikap yang membedakan mereka dari orang kebanyakan.

Berikut empat cara untuk mulai bertindak seperti jutawan, terlepas dari seberapa besar angka di dalam rekening tabungan

1. Orang kaya selalu berbicara tentang ide, bukan harta

Membicarakan hal-hal seperti mobil, film, dan orang lain, bukan topik yang menarik bagi para milyuner.

Namun, mereka cenderung lebih fokus pada ide-ide besar untuk masa depan, daripada hal-hal kecil yang terjadi di masa kini.

"Milyuner itu kreatif. Mereka menghabiskan waktu memikirkan ide-ide baru," ucap dia.

Sementara orang-orang kelas menengah berbicara tentang mobil dan film, jutawan memiliki perusahaan mobil dan memproduksi film.

Mereka memahami bahwa "ide adalah aset paling berharga di dunia".

"Untuk menjadi lebih sukses, kita harus terus memperluas pikiran," kata Smith.

Di dunia di mana segalanya berubah dengan cepat, menurut Smith, kita akan lebih bijaksana menghabiskan waktu untuk memikirkan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu.

Baca: Benarkah Orang Kaya Lebih Sulit Atasi Problem Asmara?

2. Milyuner mengambil risiko yang diperhitungkan

Saat orang-orang kelas menengah sering merasa puas untuk tetap berada di jalur mereka, para jutawan berusaha keras keluar dari zona nyamannya.

Dengan kata lain, kelas menengah hidup dalam ketakutan mempertaruhkan terlalu banyak hal. Sementara, jutawan tahu kapan harus melakukan hal tersebut.

"Ini terjadi karena jutawan mengatasi ketakutan dan kelas menengah tunduk pada ketakutan," kata Smith.

"Milyuner mengatasi rasa takut dengan pengetahuan. Milyuner membekali diri dengan pengetahuan sebelum mengambil risiko."

"Lalu kemudian mereka mempertimbangkan konsekuensi dari kegagalan," tambahnya.

Smith juga mengatakan, orang kaya menghitung intensitas risiko daripada imbalan yang mereka dapat.

"Jika kamu bisa hidup dengan hal terburuk yang dapat terjadi atau hal yang paling mungkin terjadi akan membuatmu semakin dekat dengan tujuanmu, maka lakukanlah!"papar Smith.

Baca: Kebahagiaan Orang Bergaji Besar Berpusat pada Dirinya

3. Memiliki sifat murah hati

Sementara orang kelas menengah sering percaya bahwa mereka tidak mampu memberi, orang kaya melihat kedermawanan sebagai suatu kebutuhan.

"Kebanyakan jutawan percaya pada hukum 'menabur dan menuai'," kata Smith.

"Mereka melihat uang sebagai benih."

"Milyuner tahu bahwa jika mereka memberi, mereka akan menerima lebih banyak sebagai gantinya," tambahnya.

Banyak jutawan yang memiliki sifat murah hati.

Pada tahun 2010, Warren Buffett dan Bill Gates bekerja sama untuk membentuk The Giving Pledge.

The Giving Pledge merupakan sebuah upaya yang mendorong para jutawan agar menyumbangkan sebagian besar kekayaan mereka untuk tujuan baik.

Lebih dari 150 orang amat kaya telah menandatangani kontrak, termasuk Mark Zuckerberg, Richard Branson, dan Elon Musk.

Menurut Smith, tidak semua orang kaya memiliki sifat murah hati. Tapi, mereka yang berbahagia selalu memiliki sifat tersebut.

Baca: Perilaku Masa SMA Pengaruhi Kesuksesan Karir

4. Milyuner menumbuhkan banyak sumber pendapatan

Semakin banyak sumber penghasilan yang kalian miliki, semakin besar potensi yang kalian miliki untuk memperoleh gaji besar.

Smith memberikan contoh seorang nelayan yang menjaring ikan dengan lima nelayan yang menangkap ikan bersama.

Siapa yang akan mendapatkan lebih banyak ikan?

Tapi, mengembangkan banyak aliran pendapatan berarti melepaskan pola pikir yang sering kali menjadi penghalang bagi kelas menengah.

"Ide bahwa kalian harus melakukan semuanya sendiri, hanya menempatkan batasan ekstrim pada potensi keuangan kalian," kata Smith.

Menurut dia, orang kaya memiliki keyakinan yang berbeda. Mereka percaya mampu menemukan seseorang yang dapat melakukannya tidak hanya sebaik yang mereka bisa, tetapi bahkan lebih baik.

Menciptakan sumber penghasilan pasif, bagi Smith, sangat penting untuk membangun kekayaan.

Ini berarti, kita harus mencoba berusaha membangun sumber pendapatan terlebih dahulu, lalu membiarkan orang yang lebih berkualitas untuk bertanggung jawab.

Cara ini membuat mereka dapat melanjutkan ke proyek yang mampu menghasilkan sumber pendapatan selanjutnya.

Jangan mencoba untuk bertanggung jawab atas segala sesuatu -yang hanya menimbulkan rasa lelah.

Milyuner fokus pada aspek gambaran besar dari suatu proyek tanpa terperangkap dalam rinciannya.

Inilah yang membedakan para milyuner dengan kelas menengah.

"Kelas menengah percaya bahwa jika kalian mencoba membangun banyak sumber pendapatan, hanya akan memberatkan diri sendiri," paparnya.

Baca: 8 Rahasia untuk Mencapai Karir yang Sukses

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com