Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2018, 22:22 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelembapan area kewanitaan perlu dijaga agar pH-nya tak terganggu dan pada akhirnya bisa memicu terjadinya infeksi.

Salah satu yang bisa dilakukan adalah mencukur rambut kemaluan. Namun, perkara boleh atau tidaknya rambut pubis dihilangkan kerap menjadi perdebatan. Bagaimana jawaban sebenarnya?

Dr. Mery Sulastri, Educator & Trainer Mundipharma Indonesia mengatakan hal itu direkomendasikan.

Apalagi jika seseorang memiliki rambut pubis yang sangat lebat dan bisa meningkatkan risiko infeksi di area kewanitaan.

"Prinsip dasarnya jangan menambah kelembapan area kewanitaan. Dengan menambah kelembapan, otomatis suasana (pH)nya akan berubah," kata dr. Mery seusai peluncuran Betadine Feminine Wash & Wipes di Ritz Carlton Pacific Place, Selasa (24/4/2018).

Baca juga : 7 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Mencukur Rambut Kemaluan

Mencabut habis rambut pubis atau yang lebih dikenal dengan waxing juga banyak dilakukan para wanita. Dr. Mery mengatakan, tak ada hal khusus yang membuat waxing maupun cukur sebagian menjadi lebih baik.

Hanya saja, setelah melakukan waxing biasanya akan ada luka di kulit. Kondisi luka meningkatkan risiko infeksi area kewanitaan. Sehingga, hal itu lah yang harus diperhatikan.

Untuk menjaganya tetap bersih, kita bisa menggunakan pembersih area kewanitaan yang mengandung antiseptik.

Selain itu, dr. Mery menyarankan agar kita tak menghilangkan atau mencukur bulu pubis pada waktu menstruasi. Sebab, risiko infeksi pada waktu menstruasi sangat tinggi.

Jika ditambah dengan melakukan penghilangan atau pencukuran rambut pubis, maka risiko infeksi area kewanitaan berpotensi meningkat.

Lebih baik melakukannya sebelum atau sesudah menstruasi. Namun, menurutnya lebih baik jika pada saat menstruasi, kondisi bulu pubis sudah dalam keadaan terpangkas.

"Kalau bisa sudah terpangkas (saat menstruasi). Prinsipnya, jangan menambah kelembapan area kewanitaan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com