Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/04/2018, 11:27 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tas menjadi salah satu barang fesyen yang paling beragam dan memiliki tren yang terus berubah. Sejumlah inovasi pun bermunculan.

Tas tak lagi sekadar kantong yang dibuat menggunakan dengan bahan kain, namun juga bahan-bahan lainnya. Termasuk kayu.

Sebelumnya, siapa yang membayangkan tekstur keras kayu dijadikan tas gaya?

Minat masyatakat yang semakin tinggi terhadap produk berbasis kayu dimanfaatkan oleh label asal Yogyakarta, Ruaya.

Ruaya berawal dari ketertarikan ownernya, Dody Andri mengolah kayu mindi menjadi produk berguna, seperti tas, buku, dompet, organizer, dan lainnya.

Tas menjadi produk andalannya. Saat ini, terdapat sembilan jenis tas dari kayu. Mulai dari tas tangan, hingga ransel.

Kayu mindi dipilihnya karena memiliki tekstur yang bagus dan ringan.

"Kami tidak ingin tas kayu kami identik dengan berat. Kami cari kayu yang ringan dan teksturnya masih masuk," kata Dody kepada KOMPAS Lifestyle saat ditemui di acara INACRAFT 2018.

Tas berbahan kayu mindi produksi Ruaya yang dipamerkan pada INACRAFT 2018, Jumat (27/4/2018).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Tas berbahan kayu mindi produksi Ruaya yang dipamerkan pada INACRAFT 2018, Jumat (27/4/2018).
Selain kayu, bagian dalam tas juga dilapisi dengan kulit.

Sehingga sambil bergaya dengan tas kayu, kita sekaligus menggunakan sebuah produk yang berasal dari alam.

"Pohon, binatang. Jadi sesuatu yang estetik dan fungsional, utamanya itu. Lalu yang paling menarik naturalnya. Dari bahan-bahan natural seperti pohon," tuturnya.

Minat masyarakat terhadap produk pakai berbahan kayu juga terlihat dari label-label yang bermunculan.

Dari Yogyakarta saja, misalnya, Dody bertemu dengan banyak owner label produk berbahan kayu dan kerap diskusi bersama.

Selain tas, dompet, ada pula benda-benda berbahan kayu seperti jam tangan, kacamata, lampu, dan lainnya.

"Sekarang semakin banyak. Di Yogya banyak teman-teman yang mulai dan sharing. Tapi produk dan labelnya berbeda," kata Dody.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com