Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Tari Sedunia, 3 Penari Menari 24 jam Nonstop di Solo

Kompas.com - 30/04/2018, 16:30 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Dalam rangka Hari tari sedunia, tiga penari perempuan berhasil menaklukan tantangan 24 jam menari nonstop.

Bertajuk 'Solo Menari 24 Jam', event tahunan yang diselenggarakan oleh Institut Seni Indonesia Surakarta ini juga dimeriahkan oleh ribuan penari dari Aceh hingga Papua.

Bahkan, penari mancanegara juga turut meramaikan event yang selalu diselenggarakan setiap tanggal 29 April ini.

Pada tahun ini, tiga penari perempuan berhasil menaklukan tantangan menari hingga 24 jam tanpa henti.

Ketiga penari hebat tersebut adalah Wirastuti Sulistyaningtyas (35) asal Solo, Agatha Irena Praditya (23) asal Yogyakarta, dan Sri Anjani Safitri (21) tahun asal Bandung.

Garin Nugroho, sineas Indonesia yang turut meramaikan acara, memaparkan kekagumannya pada ketiga penari hebat tersebut dalam orasi budaya yang dilakukannya pada upacara penutupan di hari Senin (30/4/2018).

Dalam kesempatan tersebut, sutradara dan produser Indonesia ini mengajak seluruh masyarakat untuk menghargai seni tari.

"Tari merupakan pencapaian peradaban bangsa. Jadi, jika bangsa ini meremehkan dan menganggap rendah tari, maka sesungguhnya bangsa ini menghianati tubuh dan gerak bangsanya," papar pria berusia 56 tahun tersebut.

Menurutnya, menari 24 jam tanpa henti yang telah dilakukan oleh ketiga wanita hebat tersebut merupakan salah satu bentuk memuliakan seni tari.

Di dalam setiap gerak tari mengandung sejarah. Inilah mengapa pria kelahiran Yogyakarta ini memandang tari sebagai pustaka besar sejarah bangsa.

"Cara mereka menari, duduk atau menggerakan tubuh adalah perpustakaan dari kehidupan mereka sehari-hari yang tak bisa dibaca di buku atau kajian-kajian apapun," ucapnya.

Bagi Garin, membaca kehidupan tak akan cukup hanya dari tulisan ucapan serta pikiran. Ini akan selalu kurang tanpa hadirnya penari.

"Tubuh adalah kitab terbuka bagi seluruh manusia yang hanya akan menjadi warisan jika tak ada garapan atau terobosan dalam tari," paparnya

Tak hanya menari 24 jam tanpa henti, hari tari sedunia ini juga dimeriahkan oleh pertunjukan kolosal 5.035 penari gambyong di Jalan Slamet Riyadi, Solo.

Pertunjukan tersebut berhasil memecahkan  rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri), dan juga rekor dunia.

Baca : Aksi 5.035 Penari Gambyong di Solo Pecahkan Rekor Muri dan Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com