Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2018, 17:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kita semua ingin memiliki anak-anak yang tumbuh sehat dan bahagia. Namun, bicara soal makanan, faktor yang berpengaruh besar bagi kesehatan, sering menjadi sumber perdebatan orangtua dan anak. Ditambah lagi dengan kontroversi dan mitos soal makanan.

Menurut studi kesehatan global yang dipunlikasikan di jurnal The Lancet, jika kita seorang anak yang lahir di Jepang maka kita diproyeksikan memiliki gaya hidup sehat dan umur paling panjang. Mengapa?

Sebab, ketika jumlah anak obesitas di dunia meningkat setiap tahun, di Jepang justru sebaliknya. Bahkan, angka tersebut diprediksi akan hilang sepenuhnya dalam beberapa tahun mendatang.

Menurut penelitian serta wawancara dengam para pakar dan nustrisionis yang dilakukan salah satu penulis Reader's Digest, ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari para orang tua Jepang terhadap kesehatan anaknya.

1. Membuat makanan rumah jauh lebih memuaskan

Makan dengan gaya Jepang sangatlah efisien dari segi kandungan nutrisinya. Saat perut kita diisi oleh nutrisi yang dibutuhkan tubuh, secara otomatis kita akan terhindar dari keinginan mengasup makanan cepat saji, junk food, atau jajanan tidak sehat.

Sediakanlah makanan-makanan sehat di rumah. Seperti sayuran, buah, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, hingga sumber lemak sehat. Jangan lupa untuk mengurangi makanan yang diproses menggunakan garam atau gula.

Makanan-makanan sehat tersebut memiliki tipikal rendah kalori dan tinggi nutrisi. Sangat efisien untuk mengisi perut dan mengurangi risiko obesitas.

Di samping itu, pola makan ini bisa memaksimalkan kemungkinan hidup panjang dan lebih sehat.

Salah satu rahasianya, makanan utama masyarakat Jepang adalah nasi. Namun, nasi Jepang berbeda dari nasi lainnya. Nasi Jepang tergolong pada short-grain rice yang lebih mirip nasi merah. Proses pembuatan nasi Jepang membuat nasi tersebut lebih rendah kalorinya ketimbang roti. Makanan pendampingnya juga sehat.

Ilustrasi sushiTHINKSTOCK Ilustrasi sushi

2. 'Merayakan' makan

Nutrisionis Tomomi Takahashi dari The Kaji Sakura Nursery School di Hokaido, memberi saran bagi para orang tua. Saran tersebut adalah membuat waktu makan seolah sebuh perayaan. Sehingga anak-anak bisa menikmatinya.

Tunjukkan pula pada anak-anak bahwa kita menikmati waktu makan dan makanan tersebut terasa sangat enak. Orang tua bisa sangat memengaruhi kebiasaan makan anak-anak mereka.

"Meskipun saat kita sibuk, aturlah waktu makan spesifik sehingga kita bisa duduk dengan anak dan keluarga setidaknya sekali sehari," ujarnya.

3. Ajak anak mencoba makanan-makanan baru

Makanan kesukaan dan makanan yang tidak disukai anak-anak terus berubah. Orangtua bisa berperan dalam mengganti pola makan tersebut dan mengenalkan mereka dengan makanan sehat yang lebih bervariasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com