Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Kencing, Gejala Infeksi Ginjal hingga Gangguan Prostat

Kompas.com - 30/04/2018, 18:30 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Alodokter

KOMPAS.com - Sering buang air kecil bisa disebabkan terlalu banyak minum, atau pun karena kondisi medis tertentu yang tidak boleh disepelekan.

Normalnya, buang air kecil dalam sehari adalah 4-8 kali atau sebanyak 1-1,8 liter.

Namun, sebagian orang bisa buang air kecil melebihi frekuensi tersebut, bahkan perlu bangun di malam hari untuk buang air kecil.

Seperti dikutip dari laman Alodokter, buang air kecil melebihi frekuensi normal untuk waktu yang lama dapat mengindikasikan berbagai kondisi medis tertentu.

Penyebab sering buang air kecil

Sebelumnya, kita harus memastikan, apakah memang terlalu banyak minum atau waktu minum mendekati jam tidur, sehingga terbangun di malam hari untuk buang air kecil.

Bila tidak demikian, perhatikanlah gejala lain yang mungkin dirasakan.

Berikut adalah beberapa kondisi yang menyebabkan seringnya buang air kecil, serta gejala lain yang mungkin menyertai.

Baca juga: Bolehkah Menahan Kencing Lama-Lama?

1. Infeksi saluran kemih

Ingin selalu buang air kecil yang tidak dapat ditahan, serta diiringi demam dan rasa tidak nyaman atau nyeri pada area perut, dapat menjadi pertanda infeksi saluran kemih.

2. Kandung kemih terlalu aktif (overactive bladder) 

Kondisi di mana otot kandung kemih berkontraksi tiba-tiba secara tidak terkontrol, sehingga menyebabkan keinginan untuk buang air kencing, walaupun kandung kemih belum penuh urine.

3. Infeksi ginjal

Selain sering buang air kecil, gejalanya antara lain diikuti dengan sakit punggung, sakit pada pangkal paha, mual, muntah, diare, demam, serta gemetar.

4. Batu ginjal

Ini merupakan batu mineral yang terbentuk di dalam kandung kemih ketika urine terkonsentrasi.

Gejala lain yang mengikuti adalah kencing yang keluar sedikit-sedikit disertai rasa nyeri, bangun tidur di malam hari untuk kencing, dan sakit pada perut bagian bawah.

Baca juga: Agar Ibu Hamil Tak Terkena Anemia

Lalu juga terdapat darah pada urine, atau warna urine berubah gelap maupun keruh.

5. Kehamilan

Pada awal kehamilan, uterus akan tumbuh dan menekan kandung kemih, sehingga menyebabkan sering buang air kecil.

6. Diabetes

Sering buang air kecil dengan jumlah urine yang tidak normal seringkali merupakan gejala diabetes.

Hal ini disebabkan karena tubuh berusaha membersihkan glukosa yang tidak terpakai di darah melalui urine.

7. Gangguan prostat

Pembesaran prostat dapat menekan uretra atau saluran kemih dan menutup aliran urine. Hal ini menyebabkan dinding kandung kemih mengalami iritasi.

Akibatnya, kandung kemih menjadi mudah berkontraksi, bahkan ketika hanya ada sedikit urine, sehingga sering muncul rasa ingin buang air kecil.

8. Mengonsumsi obat-obatan diuretik

Ini adalah obat untuk tekanan darah tinggi atau penimbunan cairan di ginjal.

Obat ini akan membuang cairan berlebih di dalam tubuh, mengakibatkan keinginan buang air kecil secara terus menerus.

Baca juga: Mengapa Air Seni Bisa Berwarna Kuning?

9. Stroke atau penyakit saraf

Kerusakan pada saraf yang berkaitan dengan fungsi kandung kemih dapat memicu seringnya buang air kecil.

Divertikulitis atau peradangan pada dinding usus besar.

Gejalanya yaitu rasa nyeri yang berawal dari pusar dan bergerak ke perut bagian bawah, demam, sering buang air kecil yang disertai rasa nyeri saat kencing, dan pendarahan dari dubur.

10. Faktor psikologis

Salah satunya adalah kecemasan berlebihan yang berlangsung lama.

Misalnya kekhawatiran tentang keuangan, pekerjaan, sekolah, atau keluarga, tapi tidak dapat menjelaskan penyebabnya secara spesifik (gangguan cemas menyeluruh).

Gejala selain sering buang air kecil yaitu jantung berdebar-debar, berkeringat, otot tegang, sulit tidur, mudah terkejut, dan mudah marah.

Baca juga: Orangtua Harus Tahu, Pilihan Makanan Tepat Saat Anak Diare

Juga ada gejala seperti, sulit berkonsentrasi, gemetaran, mual, diare, sakit punggung, serta sakit kepala.

Biasanya diperlukan pemeriksaan urine untuk mengetahui apakah ada senyawa abnormal dalam urine.

Selain itu, mungkin juga dilakukan tes lainnya seperti tes pencitraan, tes neurologis, serta tes urodinamik.

Tes pencitraan seperti USG bertujuan untuk menampilkan gambar dari dalam tubuh.

Tes neurologis bertujuan untuk memeriksa apakah ada gangguan saraf.

Sedangkan tes urodinamik berguna untuk memeriksa seberapa baik keadaan kandung kemih, sfingter, dan uretra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Alodokter
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com