Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Pola Diet yang Sesuai dengan Kepribadian...

Kompas.com - 01/05/2018, 14:08 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Semua orang pasti ingin memiliki berat badan ideal. Berbagai metode diet pun tak segan untuk dicoba demi meraih keinginan tersebut.

Sayangnya, tidak semua metode diet dapat berfungsi maksimal bagi tubuh kita. Setiap orang membutuhkan pola makan yang berbeda.

Yah, kepribadian ternyata juga menentukan kesesuaian pola makan.

Seperti dilansir laman Reader's Diggest, berikut beberapa metode diet berdasarkan kepribadian.

1. Menilai diri sendiri

Aturan utama dalam diet adalah "tidak ada ukuran yang cocok untuk semua".

Menurut Susan Albers, seorang psikolog dan penulis tujuh buku tentang pola makan, setiap orang disarankan berada di jalur masing-masing mengenai diet ini.

"Kami mencoba membandingkan diri kami dengan orang lain, tetapi kita yang menemukan apa yang berhasil pada diri," kata dia.

Dengan demikian, jangan secara otomatis menganggap apa yang berhasil juga akan mendatangkan hasil yang sama dengan diri kita. 

Kita harus mencari, cara terbaik yang benar-benar sesuai dengan kepribadian, kecintaan, dan gaya hidup.

Baca: Simak, 6 Diet Layak Coba di Tahun 2018

2. Hidup di masa lalu

Setiap kali mencoba upaya baru, mungkin yang ada di dalam pikiran kita adalah kegagalan diet di masa lalu yang menghantui pikiran.

Padahal, tak ada salahnya kita mencoba lagi.

"Pikirkan kembali saat ketika kita berhasil dengan makan sehat."

"Ada manfaat besar yang dapat ditemukan dalam pengalaman itu," papar Susan Albers.

Misalnya, jika kamu memahami fungsi sarapan kaya protein yang dapat mengontrol rasa lapar sampai makan siang, sebaiknya tetap lakukanlah hal itu. 

Sebaiknya, susunlah strategi bagaimana membawa sarapan sehat kembali ke dalam hidup kita.

3. Cenderung berpikir berlebihan

Tipe kepribadian semacam ini —seseorang yang terlalu analitis, cenderung menetapkan harapan yang tidak realistis.

Mirisnya, oganisasi penelitian Australia bernama CSIRO menggambarkan hal ini terjadi pada sebagian besar wanita yang sedang melakukan diet.

Menurut US News & World Reports pola diet Weight Watchers -yang digolongkan sebagai diet populer untuk menurunkan berat badan, sangat cocok untuk tipe kepribadian ini.

Pola diet ini akan memberi banyak konseling nutrisi, termasuk strategi yang bermanfaat untuk mengatasi tantangan.

4. Pengikut aturan

Apakah kamu tahu persis kapan dan apa yang harus dimakan?

"Otak bekerja lebih baik dengan rencana formal yang terstruktur, memiliki panduan harian untuk mengetahui kapan dan apa yang harus dimakan, maka ini dapat memberi manfaat besar."

Demikian dikatakan Vicki Shanta Retelny, penulis Total Body Diet for Dummies.

Menurut dia, inilah yang disebut cara 'mengatur dan melupakannya'. Banyak diet komersial yang menawarkan jenis makanan terstruktur ini.

Baca: Batasi Ponsel hingga Stop Diet, Ini Langkah untuk Miliki Pikiran Sehat

5. Suka bergaul

Pola diet apa pun biasanya tak cukup fleksibel untuk tipe kepribadian ekstrovert.

Jika dapat berbagi makanan dengan keluarga dan teman adalah hal yang penting, sebaiknya kita mempelajari kiat diet yang memberi pengetahuan untuk memilih yang lebih sehat, terutama saat makan di luar.

Jadi, pemilik kepribadian ekstrovert ini masih bisa menikmati makanan di luar sana.

"Bergaul dengan bijaksana dan katakan tidak untuk beberapa hal," saran Retelny.

Mungkin kita harus mengurangi intensitas sosialisasi, misalnya yang biasanya berkumpul bersama teman empat kali dalam seminggu, kita pangkas menjadi dua kali saja.

Selain itu, kita juga bisa menerapkan alternatif cara dengan makan malam saat berada di rumah.

Atau, kita bisa memilik konsumsi sayuran saat makan bersama kerabat, dan berkomitmen untuk mengurangi porsi makan.

6. Pelanggar aturan

Menurut Albers, seorang pakar mindful eating, bagi mereka yang tak suka aturan, menerapkan kesadaran saat makan akan memberi banyak manfaat.

Kesadaran saat makan —meskipun bukan "diet", membuat tubuh merasa lapar, memperlambat kecepatan makan, dan membuat kita menikmati setiap gigitan.

Hal yang hebat tentang pendekatan mindful eating ini adalah, tidak ada makanan "terlarang", termasuk gula, jadi tak akan ada masalah saat kita mengonsumsinya.

"Pendekatan ini sangat membebaskan bagi [beberapa] orang," kata Albers.

Baca: Mengikuti Pola Makan Nenek Moyang dengan Diet Primal

7. Emosional

Makan berlebihan tidak selalu diakibatkan oleh emosi. Namun, banyak orang menganggap makan berlebihan adalah dampak dari perasaan sedih.

Riset dalam jurnal Appetite menunjukkan, cara berpikir ini dapat mempengaruhi perilaku kita.

"Ketika kita merasa emosional dan siap untuk menikmati makanan, ada gunanya untuk berhenti sejenak sebelum meraih camilan itu."

"Periksa rasa lapar yang kita rasakan, dan ketahui alasan kita untuk makan," kata Albers.

Mereka yang makan karena emosional tak dapat melakukan diet super ketat, yang biasanya menerapkan larangan atau pengurangan konsumsi makanan tertentu, dengan baik.

Menurut Mayo Clinic, hal tersebut justru hanya meningkatkan keinginan makan.

Mereka dengan kepribadian emosional bisa menerapkan pola diet mediterania.

Pola diet ini tidak seperti pola diet kebanyakan, melainkan condong pada gaya hidup dan merupakan cara makan tanpa harus mengurangi porsi.

Baca: Mengenali Rasa Lapar yang Timbul karena Emosi

8. Impulsif

Menurut Retelny, mereka yang mengonsumsi cokelat atau es krim tanpa berpikir dua kali, adalah tipe kepribadian yang diuntungkan dari menjaga makanan pemicu di luar rumah.

Namun, ini bukan berarti kita tidak bisa menikmatinya. Kuncinya adalah dengan sengaja bekerja pada hal-hal yang memuaskan diri dalam hari-hari kita.

"Misalnya, jika kamu berminat untuk es krim, rencanakan untuk memiliki es krim setelah makan malam," ucap Retelny.

Fakta bahwa porsi yang dikendalikan dapat membantu kita mengendalikan keinginan.

Nah, kita bisa menggunkan pendekatan 80/20 dalam kasus ini untuk mendapatkan manfaat maksimal.

Dengan kata lain, 80 persen dari waktu yang kita miliki bisa dimanfaatkan untuk mengonsumsi makanan sehat.

Sementara 20 persen sisanya, bisa kita manfaatkan untuk menikmati makanan favorit.

Cara ini dapat membantu orang yang impulsif untuk lebih bijaksana pada makanan.

9. Pengambil keputusan

Tidak masalah jenis rencana makan apa yang kita pilih, tentu kita tidak bisa mendapatkan berat badan ideal secara instan.

"Keinginan untuk memilih makanan yang sehat dan utuh harus menjadi agenda harian, apakah itu sangat terstruktur atau tidak, kita harus siap berkomitmen untuk gaya hidup sehat," kata Retelny.

"Ini adalah perjalanan sehari-hari yang berkesinambungan dari pilihan makan yang sadar," tambah dia.

Setiap keputusan makanan hanyalah satu keputusan yang harus diambil dalam sehari penuh dengan keputusan yang tepat.

Caranya adalah dengan mengenal diri sendiri, dan pilih rencana yang cocok untuk kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com