Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ubud adalah 'Obat', Saat Ketidakseimbangan dalam Hidup Menghampiri"

Kompas.com - 03/05/2018, 18:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak hanya menjadi rumah, namun Ubud memiliki tempat yang begitu spesial di hati Dewi Sri Luce Rusna dan Happy Salma.

Kecintaan terhadap Ubud kemudian dituangkan menjadi koleksi perhiasan terbaru Tulola Jewelry yang bertajuk 'Ubud'.

Sri merupakan founder sekaligus desainer Tulola. Sementara Happy merupakan co-founder dan kreatifnya.

"Ubud dalam bahasa lain artinya adalah obat."

"Ketika kita menghadapi situasi yang ketidakseimbangan dalam kehidupan, yang menjadi obat kita agar lebih seimbang adalah Ubud."

Demikian penuturan Happy dalam acara peluncuran koleksinya, di Jakarta, Kamis (3/5/2018).

Sebanyak 30 desain diluncurkan lewat pengerjaan selama empat bulan.

Sri sebagai desainer dibantu oleh delapan perajin perak dan emas lokal untuk menghasilkan perhiasan bernuansa Ubud.

Beberapa detail yang ditonjolkan antara lain Bunga Teratai yang banyak ditemukan di Pura Saraswati, detail bangunan, hingga kupu-kupu yang dianggap sebagi simbol awal yang baru.

Motif tersebut dituangkan dalam beberapa jenis perhiasan, seperti anting, kalung, cincin, tusuk konde, dan lainnya.

Happy menambahkan, Tulola selalu konsisten menampilkan motif-motif komunal dengan teknik seni murni, dan memberikan perhiasan hasil karya tangan (handmade).

Dia mengaku, karya ini terinspirasi dari kekayaan Indonesia, mulai dari sejarah, karya sastra hingga keberagamannya.

Lewat Tulola, Happy, Sri, dan Head of Business Growth Tulola Franka Franklin Makarim ingin meyakinkan semua orang, motif kekayaan Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk terus dikembangkan.

"Sekarang kita kan dengan negara lain saling klaim, 'batik milik saya, ini itu milik saya'. Salah satu untuk meyakinkan bahwa motif herritage Indonesia, motif komunal."

"Dan, perajin tetap bisa hidup adalah menjaga pasarnya," ucap Happy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com