Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/05/2018, 06:47 WIB
Andi Hartik,
Wisnubrata

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com - Indonesia merupakan negara yang memiliki spesies tanaman obat terbesar di dunia. Dari sekitar 40.000 spesies tanaman obat, sekitar 30.000 spesies tanaman berada di Indonesia.

Sementara dari jumlah itu, sekitar 9.600 memiliki khasiat obat dan hanya sekitar 200 spesies yang sudah dimanfaatkan sebagai obat tradisional.

Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kementerian Kesehatan RI, Ina Rosalina mengatakan, pengobatan herbal tradisional dapat menjadikan tubuh lebih kebal terhadap kuman yang menjadi sumber penyakit.

"Bukan mengobati kumannya, tapi mengobati orangnya supaya kebal," katanya dalam Seminar Herbal "Memanfaatkan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat" oleh PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk di Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Kota Malang, Sabtu (5/5/2018).

Sayang, besarnya potensi tanaman obat di Indonesia tidak diiringi oleh pelayanan tenaga kesehatan. Menurutnya, tenaga kesehatan yang menerima pelayanan menjelaskan obat herbal belum ada.

"Belum ada tenaga kesehatan yang menjelaskan obat herbal," katanya.

Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat dalam Seminar Herbal di Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Kota Malang, Sabtu (5/5/2018).KOMPAS.com / Andi Hartik Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat dalam Seminar Herbal di Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Kota Malang, Sabtu (5/5/2018).
Sementara itu, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk sudah melaksanakan seminar serupa sebanyak 40 kali di berbagai daerah di Indonesia.

Harapannya untuk mendorong akademisi dan para peneliti untuk melakukan penelitian terhadap tanaman obat.

Dalam setiap seminar selalu ada kontrak kerjasama antara Sido Muncul dan pihak akademisi serta peneliti.

"Selain itu kami juga ingin dunia kedokteran mendapat wawasan mengenai industri jamu, penelitian yang kami lakukan untuk mengembangkan produk dan penggunaan jamu untuk pelayanan kesehatan," kata Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com