Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hai Orangtua, Jangan Paksakan Anak Masuk SD Jika Belum Matang

Kompas.com - 07/05/2018, 17:48 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -  Sudah menjadi hal umum jika orangtua seolah berlomba-lomba memaksakan anak masuk ke jenjang sekolah dasar (SD0, meski tak jarang anak belum cukup usia.

Usia yang dianjurkan pemerintah untuk memulai jenjang pendidikan dasar adalah tujuh tahun.

Bukan tanpa sebab. Di usia itu, anak dianggap sudah matang, dari segi fisik, mental, dan pola pikir.

Ketua Asosiasi Pendidikan Guru (APG) Paud Dr Sofia Hartati mengatakan, kematangan harus menjadi perhatian utama.

Karena, saat anak bergabung ke sekolah dasar, kematangan sangat penting, sehingga anak tidak merasa terpaksa.

Baca juga: Bahaya Terlalu Sering Mengajak Anak ke Mal

Di sekolah, selain akan berteman dengan komunitas lebih besar, ada beberapa pengenalan konsep yang membutuhkan daya pikir, dan nalar yang kuat.

Sebut saja, misalnya, anak harus menulis, membaca, hingga berhitung.

“Jika (saat sekolah), fungsi-fungsi kognitif dan psikis belum matang, justru ini bahaya sekali,” kata Sofia kepada Kompas.com, Jakarta, Sabtu (5/5/2018) lalu.

Frustasi

Salah satu dampak yang bisa didapat adalah frustasi, hingga tidak bisa mengikuti pembelajaran, baik menulis, baca atau pun berhitung.

Jika kepercayaan diri rusak, maka akan sulit diperbaiki. Bahkan, katanya, bisa sampai terbawa hingga lulus SD.

"Jika kepercayaan diri terkendala, maka akan menjadi kendala untuk aspek-aspek lain berkembang, seperti intelektual hingga bahasa," katanya.

Karena itu, baik guru dan orangtua didorong sama-sama memahami hal penting ini.

Baca juga: Anak Milenial Pedenya Selangit, Simak Alasannya

"Ketika guru katakan, 'bu anak ibu belum matang atau belumbisa', nurut. Jangan malah melawan dan anggap sudah bisa dengan persepsi orangtua," kata dia.

Jika sudah terlanjur, dan anak mulai terlihat tanda-tanda tidak mampu, Sofia menganjurkan untuk menyelesaikan pada aspek kepercayaan diri dan kemandirian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com