Data terbaru tak lebih menggembirakan.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Maret lalu menyampaikan hasil penelitian Perpustakaan Nasional tahun 2017.
Baca juga: Peringati Hari Buku Sedunia, Kopral Bagyo Bagi-bagi Buku Gratis untuk Warga
Penelitian tersebut menyebutkan, rata-rata orang Indonesia hanya membaca buku 3-4 kali per minggu, dengan durasi waktu membaca per hari rata-rata 30-59 menit.
Sedangkan, jumlah buku yang ditamatkan per tahun rata-rata hanya 5-9 buku.
Optimisme
Meski sejumlah data menunjukkan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, namun sejumlah pihak tak sepaham.
Marketing Communication Periplus, Antonius Yanuar, misalnya, melihat adanya perbaikan di bidang pendidikan, sebagai imbas positif dari kegemaran masyarakat membaca.
"Bisa kami bilang minat baca masyarakat Indonesia membaik."
"Bisa dilihat perbaikan di pendidikan. Pendidikan zaman sekarang kurikulum juga berkembang, anak diwajibkan lebih banyak baca buku," kata Yanuar.
Komunitas dinilai sebagai salah satu faktor yang mampu mendongkrak minat baca. Janet Kusuma, Penanggung Jawab Plaza Indonesia Book Club (PIBC) melihat pecinta buku sebetulnya banyak.
Hanya saja aktivitas mereka menjadi kurang terlihat karena jumlah komunitas pecinta buku yang ada dianggap masih kurang banyak untuk mewadahi mereka.
"Kalau kita lihat sebenarnya banyak book lovers tapi kayak kurang komunitasnya. Khususnya di Jakarta," tuturnya.
Optimisme soal tingginya jumlah pecinta buku di Indonesia bukan tak ditopang fakta.
Gelaran Big Bad Wolf April lalu, misalnya, menjadi pameran buku yang banyak disoroti dan menunjukkan antusiasme tinggi dari para pecinta buku.
Baca juga: 10 Manfaat Mengapa Anda Harus Membaca Setiap Hari
Melalui akun Twitter @BBWBooks_ID, tim Big Bad Wolf menyampaikan jumlah pengunjung tahun ini mencapai 750 ribu orang, hanya dalam 13 hari pameran.
Pengalaman dalam membaca
Mereka, para pecinta buku, memiliki kesan dan pengalaman tersendiri yang didapatkan dari membaca buku.
Yanuar, salah satunya. Dia menilai setiap orang mempunyai cara berbeda dalam memandang kegiatan "membaca buku".
Pengalaman pribadi itulah yang membuat seseorang menjadi suka, kemudian cinta pada buku.
Kegiatan membaca buku kemudian tak lagi dipandang sebagai hal yang sulit, melainkan sudah biasa dilakukan.