BANYAK orang terjebak hanya karena masalah sepele. Hal sepele, remeh, receh yang semula hanya dianggap angin lalu, ternyata bisa berubah menjadi angin badai. Pepatah mengatakan banyak orang tergelincir karena kerikil kecil, bukan batu besar.
Belakangan ini banyak orang bertengkar dan saling lapor hanya karena masalah sepele. Orang-orang "zaman now" banyak yang mudah tersinggung hanya karena masalah sepele. Bahkan ada yang menganiaya atau membunuh hanya karena masalah sepele.
Pada tahun 2017, tepatnya di Jakarta Barat, seorang ibu muda berinisial NW (25 tahun) menganiaya anaknya berinisial GW yang baru berumur lima tahun. Ibu muda tersebut seperti kesetanan menganiaya anaknya hingga tewas! Apa penyebabnya? Hanya karena anak tersebut sering ngompol!
Awal tahun 2018, ada guru kesenian SMAN I di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, tewas karena dipukul muridnya sendiri. Leher guru tersebut diduga patah, tak lama kemudian tewas. Penyebabnya, murid tersebut tak rela ditegur karena tak mengerjakan tugas, lalu berbalik memukul guru tersebut sampai tersungkur!
Ada lagi berita yang pernah saya baca di media online, seorang ibu tega membunuh tiga anaknya yang masih kecil. Caranya dengan membenamkan masing-masing anaknya ke bak mandi hingga tewas. Penyebabnya, gara-gara uang Rp 20.000!
Waktu itu istrinya meminta uang Rp 20.000 kepada suaminya untuk makan anak-anaknya hari itu. Tetapi suaminya tidak memberi, malah pergi ke luar rumah.
Istrinya lantas mengancam, kalau tidak memberi uang maka ia akan bunuh semua anaknya. Suaminya malah menantang, bunuh saja!
Baru-baru ini terjadi pembunuhan keluarga di Tangerang oleh Pendi (60) terhadap istrinya, Emah (40), dan kedua anaknya, Nova (20) dan Tiara (11). Hanya gara-gara istrinya telat membayar cicilan mobil!
Emosi negatif
Kenapa gara-gara hal sepele mereka bisa berbuat nekat? Apa faktor penyebabnya?
Kalau mau ditilik lebih jauh, dalam psikologi ada yang dinamakan gangguan emosional, khususnya emosi negatif, emosi yang tidak stabil. Emosi jenis ini akan menyeret masalah-masalah sepele menjadi masalah besar.
Inilah yang melatarbelakangi kejadian di atas. Sebab, dalam emosi negatif terkandung di dalamnya rasa marah, gelisah, sedih, takut, benci, dendam, kecewa, sakit hati, rasa putus asa, tak berpikir panjang, berpikiran negatif, tidak bisa mengekang diri, egois, terlalu mudah kecewa, tidak sabaran.
Emosi negatif tersebut tidak akan hilang selama tekanan eksternal masih ada. Hal ini selain menimbulkan amarah juga cenderung agresif. Menurut Leonard Berkowitz (1926-2016), semakin banyak perasaan negatif semakin kuat dorongan agresi yang ditimbulkan.
Adapun agresi, menurut Berkowitz, merupakan bentuk perilaku yang bertujuan menyakiti seseorang, baik secara fisik maupun mental.
Jadi, perilaku agresif ini tujuannya hanya untuk melukai atau mencelakakan, bahkan bisa membunuh.