Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Kesehatan Saluran Cerna dengan Rutin Makan Brokoli

Kompas.com - 13/05/2018, 16:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di balik warna hijau yang pekat dan bentuknya yang kerap dihindari anak-anak, brokoli justru punya manfaat besar.

Menurut Dr Rangan Chatterjee, penulis “The Four Pillar Plan” dan seorang koresponden program BBC Doctor in the House, brokoli dapat berfungsi sebagai penyelamat kehidupan.

Dalam artikel yang ditulisnya, manfaat brokoli dimulai dari usus, setelah melakukan perjalanan melalui usus kecil, dan mulai berkembang dari tempat tersebut.

Setelah serat yang dicerna dari brokoli mencapai usus besar, kata Chatterjee, bakteri usus mulai “berpesta” serat dan membuat asam lemak rantai pendek.

Hasilnya, koloni bakteri usus yang seimbang, usus yang sehat, dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Kesehatan usus sangat penting. Selain pengaruhnya pada fungsi pencernaan, juga pada suasana hati dan fungsi otak.

“Selain itu juga memengaruhi berat badan dan potensi nyeri sendi,” menurut  Chatterjee.

Pikiran yang sehat

Sebenarnya, hubungan antara bakteri usus yang sehat dan pikiran yang sehat relatif baru.

Menurut Harvard University Medical School, gangguan usus seseorang bisa menjadi penyebab kecemasan, stres, atau depresi.

Sebab, otak dan sistem gastrointestinal memiliki hubungan yang erat. Jika pola makan tidak sehat, maka dapat menyebabkan hubungan ini muncul.

Sebaliknya, jika mengasup makanan penambah kesehatan usus seperti brokoli, maka dapat menurunkan risiko masalah kesehatan mental.

Brokoli juga memberikan banyak manfaat lain termasuk kesehatan jantung, kesehatan mata, pencegahan kanker, dan pengurangan kolesterol, menurut penelitian sebelumnya.

Namun, pastikan memasak dan mengonsumsi brokoli dengan cara paling efisien untuk mendapatkan hasil maksimal.

Salah satu caranya adalah dengan tidak menggoreng, melainkan merebus, mengukus, atau memakannya mentah-mentah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com