JAKARTA, KOMPAS.com - Makan dengan bijak dinilai bisa membantu meminimalisasi bencana kelaparan.
Berdasarkan Food Sustainability Index 2017 yang dirilis The Economist Intelligent Unit (EIU), terdapat hampir satu miliar orang menderita kelaparan. Tapi, di sisi lain sepertiga makanan hilang atau terbuang.
Operation Manager Waste4Change, Annisa Paramitha menyebutkan, sampah makanan mencapai 13 juta ton pertahun-nya.
Jumlah tersebut sebetulnya bisa memenuhi kebutuhan pangan sekitar 28 juta orang yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Sementara Jakarta sendiri, per harinya menghasilkan 7.500 ton sampah, dengan 4.050 ton sampah makanan.
"65 persennya merupakan sampah perumahan. Ini mengenai perilaku yang harus kita ubah bersama," kata Annisa pada acara peluncuran kampanye "Makan Bijak" di Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Baca juga: Temperatur Kulkas yang Tepat untuk Menyimpan Makanan
Annisa menambahkan, sayur dan buah adalah yang paling banyak terbuang (30 persen) dan makanan laut (30 persen), produk daging (20 persen), produk susu (20 persen), dan sereal (20 persen).
Waste4Change juga sempat bertanya pada restoran dan mendapati bahwa timbunan sampah organik dari restoran sangat tinggi.
"Kami tanya, kenapa kok bisa tinggi sekali. Ternyata karena porsinya besar, atau pembeli makannya cuma sedikit dan gengsi membungkus makanan," tuturnya.
Padahal, pada saat yang sama sekitar 40 persen masyarakat Indonesia dinyatakan kurang gizi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.