Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas Fisik Tinggi Saat Bekerja Tingkatkan Risiko Kematian

Kompas.com - 16/05/2018, 07:46 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Untuk mendapat hasil yang akurat, peneliti menggabungkan hasil dari 17 riset dari tahun 1960 hingga 2010 terhadap 200.000 orang secara total.

Selain tingkat aktivitas fisik, periset juga meneliti faktor gaya hidup lain yang termasuk dalam berbagai studi, seperti minum alkohol dan merokok.

Berdasarkan kesimpulan periset, hasil tinjauan ini menunjukkan konsekuensi kesehatan yang merugikan terkait dengan aktivitas fisik kerja tingkat tinggi pada pria.

Menurut periset, temuan ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik harus dibedakan antara aktivitas fisik waktu kerja dan waktu luang.

Meski begitu, perlu dicatat bahwa penelitian ini sifatnya terbatas dan tidak terlalu mengedepankan pertimbangan faktor sosial ekonomi.

Padahal, menurut Profesor Kay-Tee Khaw dari University of Cambridge, pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik tinggi ini sangat ditentukan oleh pendidikan, kelas sosial, dan semua perilaku terkait kelas tersebut.

Tidak semua faktor tersebut diperhitungkan dalam riset ini, padahal sangat mungkin justru gaya hidup kelas sosial tersebut yang mempengaruhi risiko kematian dini.

Ia juga menambahkan, tanpa memperhitungkan aktivitas fisik yang tinggi, pekerjaan semacam ini mengarah ke tingkat kecelakaan yang tinggi dan kematian dini.

Selain itu, Khaw juga menyoroti apa yang dimaksud sebagai pekerjaan dengan aktivitas tinggi. "Ini merupakan pekerjaan di bidang konstruksi, di galangan kapal, dan di tempat lain di mana orang terus menerus bekerja," katanya.

Jadi bukan pekerjaan seperti menata rambut, menjadi pelayan restoran, kondektur bus, tukang listrik, dan lainnya yang dianggap lebih masuk kategori aktivitas sedang.

Nah, pelajaran yang bisa diambil dari penelitian ini adalah, beri waktu istirahat di sela-sela pekerjaan. Toh tidak ada orang yang lari marathon setiap hari bukan? 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com