Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/05/2018, 07:10 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com — Tidak semua lemak sama dan perlu dimusuhi. Tubuh kita juga membutuhkan lemak sehat untuk membentuk hormon, memproduksi energi, dan menyerap nutrisi tertentu. Namun, ada juga lemak yang berbahaya.

Lemak trans artifisial merupakan contoh dari lemak yang perlu dihindari. Lemak ini biasanya ditemukan pada makanan yang diproses.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berencana menghilangkan lemak trans artifisial dari semua jenis makanan secara global pada 2023.

Secara umum ada dua jenis lemak trans: yang terjadi secara alami pada makanan dan juga lemak trans artifisial.

Hampir semua jenis daging dan produk susu secara alami menghasilkan lemak trans dalam jumlah kecil di ususnya. Oleh karena itu, jika kita mengonsumsinya, akan ditemukan jejaknya dalam tubuh.

Meski demikian, menurut American Heart Association, belum banyak penelitian terhadap bahaya dari lemak ini.

Lain ceritanya dengan lemak trans artifisial. Lemak ini dihasilkan dari proses hidrogenasi, yaitu molekul hidrogen ditambahkan dalam lemak cair (seperti minyak goreng) untuk mengubahnya jadi lemak padat.

Biasanya lemak trans artifisial ini dipakai dalam makanan yang diproses seperti kue-kue kering, keripik kentang, krimer kopi, dan juga makanan yang digoreng.

Baca juga: Ini Daftar Makanan Berlemak Tinggi tapi Baik untuk Kesehatan

Sebelum tahun 1990-an, hanya sedikit riset yang meneliti efek lemak ini bagi kesehatan. Itu sebabnya banyak perusahaan makanan yang menggunakannya karena murah, gampang dipakai, lebih awet, dan membuat makanan terasa enak.

Makanan yang mengandung lemak trans biasanya kadar kalori dan gulanya tinggi sehingga bisa menyebabkan kegemukan dan risiko diabetes.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Penelitian tahun 2015 pada beberapa negara juga menyimpulkan bahwa konsumsi lemak ini meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung dan membuat kita beresiko sakit jantung.

Efek bahaya

Lemak trans dianggap berbahaya karena akan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang bisa menyumbat peredaran darah. Pada saat yang sama, kadar kolesterol baik (HDL) turun.

Menurut pakar diet dari UCLA Medical Center, Dana Hunnes PhD, karena kadar HDL rendah, kelebihan kolesterol tidak bisa diangkut kembali ke liver untuk dibuang.

"Ini bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah yang memicu serangan jantung dan stroke. Lemak trans juga merusak lapisan dalam pembuluh darah, sehingga tidak bisa berfungsi optimal," kata Hunnes.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com