Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hobi Main Gawai Sampai Larut Malam Tingkatkan Gangguan Mental

Kompas.com - 17/05/2018, 12:39 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kedekatan kita dengan gawai sudah hampir tak berjarak. Momen-momen seperti sesaat sebelum dan bangun tidur, gawai adalah hal pertama yang kita cari.

Memainkan gawai sebelum tidur biasanya dimaksudkan untuk menunggu datangnya kantuk. Padahal, kebiasaan ini justru dapat merusak kualitas tidur.

Dikutip dari laman The Independent, dampak negatif memakai gawai sampai larut malam bukan cuma jam tidur yang berkurang.

Penelitian yang dipublikasikan di The Lancet Psychiatry ini dilakukan terhadap 91.000 orang, dan menemukan, bermain media sosial— seperti Instagram dan Twitter—dapat merusak tidur dan meningkatkan masalah psikologis seperti depresi, gangguan bipolar, dan neurotisisme.

Para peserta studi ini berusia 37 hingga 73 tahun. Selama tujuh hari, aktivitas mereka—termasuk ritme sirkadian—dipantau menggunakan pengukur percepatan kerja yang dipasang di pergelangan tangan.

Para peneliti juga melakukan pemeriksaan cross-sectional untuk mengukur sisi psikologis peserta. Diketahui sekitar satu dari 25 peserta memiliki kebiasaan aktivitas yang tidak biasa, sehingga tidak terlalu aktif pada siang hari daripada malam hari.

Hasilnya, orang-orang yang hobi begadang ini 11 persen lebih berisiko mengalami gangguan bipolar, dan enam persen lebih berisiko mengalami depresi.

Tingkat kebahagiaan mereka lebih rendah dan tingkat kesepian jauh lebih besar.

Baca juga: Kecanduan Gawai Jadi Penyebab Pernikahan Tak Harmonis

Menurut penulis utama Daniel Smith, orang-orang seperti itu memiliki higienitas tidur yang buruk dan lebih mungkin melakukan aktivitas larut malam seperti bermain ponsel atau membuat secangkir teh.

Meskipun angkanya kecil, bukan berarti harus diabaikan. Karena, menurut Smith, temuan tersebut memiliki hasil konkrit untuk kesehatan mental.

Smith juga menganjurkan untuk membatasi penggunaan ponsel hingga pukul sepuluh malam untuk mencegah efek  negatifnya.

Ia menambahkan, berkegiatan di siang hari memiliki peran dalam kualitas tidur.

"Saya pikir ini penting sebagai masalah kesehatan masyarakat, karena begitu banyak dari kita yang hidup dengan ritme sirkadian yang terganggu," katanya.

Di sisi lain perlu diingat, penelitian ini memiliki keterbatasan karena peserta berusia 37 tahun ke atas dan dipantau tak lebih dari sepekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com